Bengkulu Utara : Masa tanam padi telah dilakukan oleh petani yang berada di kawasan sentra produksi pangan padi di Kelurahan Kemumu, Kecamatan Arma Jaya, Kabupaten Bengkulu Utara pada awal bulan Desember 2024 dan panen perdana di tahun 2025 ini akan tiba sekitar 50 hari ke depan atau pada bulan Maret. Namun beberapa petani padi mengkhawatiran harga gabah kering akan anjlok saat panen mendatang.
Jumikem salah seorang petani padi di Kelurahan Kemumu mengatakan, nantinya pada saat musim panen harga gabah diharapkan tidak kurang dari 6 ribu rupiah satu kilogramnya. Hal ini selaras dengan penetapan harga pembelian pemerintah untuk gabah petani yang ditetapkan oleh pemerintah pusat sebesar 6 ribu rupiah satu kilogram.
“ Kami sudah mulai nanam itu bulan Desember kemarin, kalau panennya itu nanti sekitar bulan 3 lah, jelas lah kami khawatir dengan harga gabah ini, karena memang harag gabah kerap berubah-berubah pada saat musim panen,” ungkapnya
Jumikem menyebut harga 6 ribu rupiah untuk satu kilogram gabah kering dinilai aman. Karena masih bisa menutup biaya produksi, mengingat biaya produksi penanam padi tidak lah sedikit. Selain itu jika harga jual satu kilogram gabah di harga 6 ribu rupiah petani masih mendapat keuntungan dan bisa membiayai kembali untuk produksi atau masa tanam selanjutnya.
“Kami berharap harga gabah tidak turun nanti saat panen, kalau tidak bisa naik lagi paling tidak tetap diharga 6 ribu rupiah satu kilogramnya, kalau dibawah itu kami sudah jelas akan rugi, karena tidak bisa menutupi biaya produksi,” jelasnya
Jumikem menambahkan ia dan petani lainnya yang tergabung dalam kelompok tani di Kecamatan Arma Jaya, menerima berbagai program bantuan seperti benih, pupuk dan pembasmi hama yang diterima pada akhir Desember lalu. Bantuan tersebut sangat membantu para petani untuk memenuhi kebutuhan pasca tanam.