Asa Tersisa Si Becak Kayuh Diantara Digitalisasi Transportasi

Selasa 04 Feb 2025 - 20:59 WIB
Reporter : HOS
Editor : HOS

“ Dulu saya ngira penumpang sepi pas musim corona saja. Tapi ternyata ndak ada bedanya sampai sekarang ya begini-begini terus. Tapi ya mau gimana lagi kalau nyerah ya kalah, kalau ndak narik ya ndak makan, kan begitu. Disyukuri saja, rezeki sudah ada yang ngatur, “ kata Nyoto, sapaan akrabnya.

 

Berbeda halnya dengan yanto (63), penarik becak kayuh yang berdomisili di kisau pria berusia lanjut dengan lima orang cucu ini memiliki nasib yang lebih beruntung. Ia memutuskan untuk tetap mengayuh becak dikarenakan ingin mencari kegiatan supaya tidak menganggur dirumah.

 

“ Alhamdulillah dua anak saya sudah kerja semua. Yang besar sudah jadi guru, adiknya bisnis online. Sehari-hari ya saya ikut anak. Kalau momong cucu terus dirumah kan jenuh ya. Mbecak juga sudah mulai zaman muda, wes akeh dulur wong-wong becakan (sudah banyak saudara penarik becak), jadi ya kangen kalau ndak narik, “ ucap nya (HOS) 

Tags :
Kategori :

Terkait