Bitcoin Terancam Turun di Bawah US$ 60.000, Ini Faktor Penyebabnya

Minggu 27 Oct 2024 - 14:27 WIB
Reporter : Aril
Editor : Aril

HARIANOKUSELATAN.ID – Setelah sempat naik, harga Bitcoin (BTC) kembali mengalami penurunan signifikan. Berdasarkan laporan dari Coingape, ada beberapa faktor utama yang mempengaruhi pergerakan harga Bitcoin, di antaranya adalah ketegangan di Timur Tengah hingga investigasi pada Tether. Berikut penjelasan lengkapnya:

1. Ketegangan di Timur Tengah

Optimisme di pasar kripto sebelumnya sempat meningkat berkat “Uptober,” yang membuat banyak investor berharap pada pemulihan harga Bitcoin. Faktor seperti potensi penurunan suku bunga The Fed dan peluang Donald Trump kembali maju dalam pemilihan AS turut mendukung peningkatan ini. Namun, situasi berbalik saat konflik antara Israel dan Iran memanas.

Israel melancarkan serangan militer terhadap fasilitas militer di Iran sebagai respons atas dugaan ancaman dari negara tersebut. Aksi ini menimbulkan kekhawatiran di pasar global, memengaruhi aset-aset berisiko seperti Bitcoin. Para pemimpin dunia pun menyerukan agar kedua pihak menahan diri untuk meredakan ketegangan.

2. Investigasi Tether oleh Departemen Kehakiman AS

Faktor lain yang turut menekan harga Bitcoin adalah investigasi Departemen Kehakiman AS terhadap Tether, perusahaan di balik stablecoin USDT. Laporan dari Wall Street Journal menyebutkan bahwa penyelidikan ini terkait dengan dugaan pelanggaran aturan sanksi dan anti pencucian uang. Ada kekhawatiran bahwa USDT telah digunakan untuk aktivitas ilegal, termasuk pendanaan terorisme dan perdagangan narkoba.

CEO Tether, Paolo Ardonio, menolak tuduhan ini, namun reaksi negatif pasar sudah terjadi. Brad Garlinghouse, CEO Ripple, juga menyoroti bahwa peningkatan pengawasan terhadap Tether bisa menjadi risiko besar bagi pasar kripto di masa depan.

3. Menurunnya Harapan Bitcoin Mencapai US$ 100.000

Beberapa waktu lalu, harapan bahwa Bitcoin bisa mencapai US$ 100.000 masih tinggi. Namun, data terbaru dari platform Deribit menunjukkan peluangnya hanya sekitar 9,58% untuk tahun ini. Ditambah lagi, kontrak opsi Bitcoin senilai US$ 5,8 miliar yang segera berakhir menekan psikologis pasar, dengan level terendah saat ini di kisaran US$ 61.000.

Penurunan minat terbuka di pasar futures sekitar 3% juga mengindikasikan kecemasan investor menjelang pemilu AS yang akan datang.

4. Potensi Penurunan Lebih Lanjut Akibat Faktor Makroekonomi

Selain itu, kenaikan indeks dolar AS (DXY) dan imbal hasil Treasury AS memperburuk situasi. Penguatan dolar membuat investasi di Bitcoin menjadi kurang menarik, sehingga menambah tekanan pada aset kripto.

Saat ini, harga Bitcoin bertahan di kisaran US$ 67.000 dengan volume perdagangan yang naik sekitar 30%. Meski demikian, pasar tetap berhati-hati dan risiko penurunan harga di bawah US$ 60.000 terus membayangi.(arl)

 

Kategori :