MUARADUA, HARIAN OKU SELATAN - Petani pisang di Desa Bumi Agung Jaya, Kecamatan Buay Rawan, Kabupaten OKU Selatan, bernama Mulyadi, kembali menekuni perkebunan pisang.
Setelah beralih menanam jagung akibat turunnya harga pisang beberapa bulan sebelumnya, Mulyadi kembali ke kebun pisang karena harga pisang jenis Ambon masih tinggi, mencapai Rp. 3.000 per kilogram. Menanggapi kemarau yang berkepanjangan, petani-petani di daerah tersebut kembali mengurus kebun pisang. Pisang jenis Ambon menjadi pilihan utama karena memiliki nilai jual yang tinggi. Beberapa jenis pisang lainnya, seperti pisang Nangka (Rp. 8.000), pisang Muli (Rp. 1.000), dan pisang Raja, juga memiliki harga jual yang cukup baik. Mulyadi menyatakan bahwa pisang Muli dan pisang Ambon lebih cepat panen, dengan pisang Muli bahkan hampir setiap hari. Meskipun pisang Raja termasuk jenis yang sulit dipanen, namun keberadaannya tetap memberikan kontribusi positif. Harga tinggi dan kebutuhan pasar yang stabil membuat petani pisang tetap optimis dalam mengelola kebun pisang mereka. Pisang ini banyak dikirim ke berbagai daerah, seperti Palembang, Lampung, dan bahkan Jawa. Meskipun kondisi cuaca tidak selalu mendukung, petani berharap tetap bisa memanfaatkan potensi pisang sebagai sumber pendapatan yang baik. ( Dal )
Kategori :