SUMSEL - Kasus keracunan Makan Bergizi Gratis (MBG) kembali memicu kekhawatiran orang tua murid di Provinsi Sumatera Selatan.
Beberapa insiden serupa sebelumnya terjadi di Empat Lawang, OKI, Ogan Ilir, PALI, Muba, dan baru-baru ini di Palembang.
BACA JUGA:Belasan Penumpang Selamat dari Kebakaran Kapal di Sungai Musi
BACA JUGA:Asap Hitam Mengepul, Kapal di Sungai Musi Palembang Terbakar Hebat
Kekhawatiran Orang Tua
Diah, seorang ibu rumah tangga di Palembang, mengatakan bahwa banyaknya kasus membuat orang tua khawatir anak-anak mereka menjadi korban.
“Seharusnya pengelola MBG melakukan evaluasi menyeluruh setelah kejadian pertama. Tapi kenyataannya masih sering terjadi,” ujarnya.
Selain soal kebersihan, Diah menyoroti lamanya waktu antara pengolahan makanan dan waktu konsumsi anak-anak.
“Kalau masaknya tengah malam untuk ribuan porsi dan baru disantap siang, jelas bisa basi,” tambahnya.
BACA JUGA:Harga Jual Kopi Begangsur Naik ke Rp 50 Ribu Per Kg
BACA JUGA:MAN 01 OKU Selatan Gelar Persami di Area Wisata Danau Ranau
Tindakan Pemerintah Daerah
Pemerintah daerah Sumsel menindaklanjuti kasus ini. Sekda OKI, Ir. H. Asmar Wijaya, menyebut satu SPPG di Desa Menang Raya, Kecamatan Pedamaran, dihentikan sementara karena sertifikat Laik Higiene Sanitasi (SLHS) belum keluar.
Pihak dapur MBG mendapat pendampingan teknis terkait prosedur produksi, standar sanitasi, dan tata kelola limbah.
Di Kabupaten Muba, 9 siswa SDN 3 Mangunjaya sempat keracunan akibat bakteri dalam MBG. Kepala Dinkes Muba, dr. Azmi Dariusmansyah, menegaskan pengawasan ketat dilakukan agar kejadian serupa tidak terulang.
BACA JUGA:Ketua PGRI OKU Selatan Lantik Pengurus Baru Masa Bakti 2025–2030
BACA JUGA:Lewat Program Genre, Dinas KB Bangun Kesadaran Remaja Berencana