JAKARTA - Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa langsung membuat gebrakan setelah dilantik menggantikan Sri Mulyani pada 8 September 2025. Dalam rapat kerja dengan Komisi XI DPR RI, Rabu (10/9/2025), Purbaya mengumumkan rencana menyalurkan Rp200 triliun dana negara dari Bank Indonesia (BI) ke sistem perbankan nasional. Langkah ini mendapat restu langsung dari Presiden Prabowo Subianto.
“Sudah, sudah setuju (Presiden),” kata Purbaya usai melaporkan rencananya ke Istana Negara.
Dana tersebut berasal dari Saldo Anggaran Lebih (SAL) dan Sisa Lebih Pembayaran Anggaran (SiLPA) yang selama ini mengendap di BI. Dari total Rp425 triliun yang tersimpan, separuhnya akan dimanfaatkan untuk memacu likuiditas perbankan agar kredit ke sektor riil kembali mengalir.
BACA JUGA:Indonesia Cetak Rekor, 4 Pembalap Sekaligus Tampil di GP Misano 2025
BACA JUGA:Kalahkan Denmark 4-2, Timnas Futsal Indonesia Juara CFA International 2025
Atasi Kekeringan Likuiditas dan Dorong Kredit
Menurut Purbaya, kondisi perekonomian saat ini sedang “kering” karena keterbatasan likuiditas. Pertumbuhan ekonomi triwulan II 2025 hanya 5,12%, dengan penyaluran kredit swasta tersendat akibat minimnya dana segar di perbankan.
“Kalau uang hanya mengendap di bank sentral, itu tidak menggerakkan ekonomi. Besok saya akan taruh Rp200 triliun ke sistem perbankan,” tegasnya.
Dana tersebut akan ditempatkan dalam bentuk deposito di bank umum agar segera bisa disalurkan ke UMKM, sektor riil, hingga proyek infrastruktur. Purbaya optimistis langkah ini akan meningkatkan peredaran uang (M2) yang pada kuartal I hanya tumbuh 7%, masih jauh dari kebutuhan untuk mencapai target pertumbuhan 6–7%.
BACA JUGA:Majelis Hakim Tolak Eksepsi Brisvo, Kuasa Hukum Siapkan Bukti Aliran Dana
Perbaiki Koordinasi Fiskal-Moneter
Selain menambah likuiditas, strategi ini sekaligus memperbaiki koordinasi kebijakan antara fiskal dan moneter yang dinilai sempat kurang sinkron.
Purbaya menilai, kebijakan fiskal dan moneter sebelumnya membuat masyarakat kesulitan mencari kerja karena laju ekonomi tertahan. Suntikan Rp200 triliun akan bersinergi dengan langkah BI yang menurunkan suku bunga dan stimulus Rp16 triliun untuk koperasi desa. Kombinasi ini diharapkan menciptakan efek berganda (multiplier effect) terhadap konsumsi dan investasi.
BACA JUGA:Jaksa Tegas Tolak Eksepsi Darul Effendi di Kasus Korupsi Peta Desa Lahat Rp4,1 Miliar
Dukung Pertumbuhan dan Optimisme Pasar
Suntikan dana besar ini juga diarahkan untuk mendukung agenda Asta Cita Presiden Prabowo, terutama swasembada energi dan hilirisasi industri. Dengan perbankan lebih cair, sektor swasta bisa kembali agresif membangun usaha dan menyerap tenaga kerja.