Buntut Keracunan Massal, BGN Bekukan Sementara SPPG Yayasan Mata Elang Menderang

Jumat 05 Sep 2025 - 21:59 WIB
Reporter : Christian Nugroho
Editor : Christian Nugroho

“Kami memahami keresahan masyarakat. Penanganan cepat sudah dilakukan, termasuk pendampingan korban di Puskesmas Pedamaran,” ujar Diana.

Kepala SPPG Yayasan Mata Elang, Redi Wahyudi, menambahkan indikasi keterlambatan konsumsi menjadi salah satu penyebab menurunnya kualitas makanan. 

MBG yang disiapkan sejak pukul 11.00 WIB baru dikonsumsi siswa pada sore hari, tanpa penyimpanan yang sesuai standar.

BACA JUGA:Melalui Dana Bos, Disdik Minta Para Kepala Sekolah Tingkatkan Mutu Didik

BACA JUGA:Tingkatkan Kelas Digital, MAN 01 OKUS Minta Dukungan Wali Murid

Suara Orang Tua dan Sekolah

Sejumlah orang tua murid mengaku panik melihat kondisi anak mereka. Susila, orang tua pelajar SMPN 1 Pedamaran, mengatakan anaknya bolak-balik ke kamar mandi usai makan soto ayam dari program MBG. 

“Dagingnya sudah bau, tapi tetap dimakan karena dibagikan sekolah,” keluh salah satu siswa.

Kepala SDN 5 Pedamaran, Ermilaini, bahkan mengaku sudah pernah mengeluhkan kualitas menu MBG. “Pernah telurnya setengah matang, sayurnya basi. Anak-anak makan jam 3 sore padahal dibagikan jam 12 siang,” ungkapnya.

Untuk sementara, distribusi MBG dihentikan hingga hasil laboratorium keluar dan evaluasi menyeluruh selesai dilakukan. BGN memastikan seluruh korban akan mendapatkan pemantauan kesehatan sampai pulih sepenuhnya.

 

Kategori :