Washington: Para pemimpin Eropa merasa optimistis tetapi tetap berhati-hati usai pertemuan virtual dengan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump. Ini dilakukan sebelum Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin bertemu di Alaska membahas penghentian perang di Ukraina.
Kepada para pemimpin Eropa, Trump menyatakan ingin Moskow dan Kyiv menyepakati gencatan senjata. Dia menegaskan masalah teritorial harus melibatkan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, dan jaminan keamanan harus menjadi bagian dari kesepakatan. Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan percakapan itu membantu memperjelas niat Trump. "Ini juga memberi ruang bagi para pemimpin Eropa untuk menyampaikan harapan mereka," ujarnya dikutip BBC News, Kamis (14/8/2025). Trump dan Wakil Presiden J.D. Vance berbicara dengan para pemimpin Inggris, Prancis, Jerman, Italia, Finlandia, dan Polandia. Pembicaraan itu juga turut dihadiri pimpinan Uni Eropa dan NATO. Sementara itu, Perdana Menteri Inggris, Keir Starmer, dijadwalkan bertemu Zelensky di London, Kamis (14/8/2025) pagi. Para pemimpin Eropa sebelumnya tersisih dari penyelenggaraan KTT yang tergesa-gesa tersebut. Panggilan telepon Rabu (13/8/2025) menjadi upaya terakhir untuk memastikan kepentingan Ukraina tetap diperhitungkan. Trump menyebut pertemuan virtual itu berjalan baik, seraya mengingatkan konsekuensi berat bagi Rusia jika perang berlanjut. Trump juga membuka kemungkinan mengadakan pertemuan kedua yang melibatkan Putin dan Zelensky jika KTT berjalan baik. Meski begitu, para pemimpin Eropa tetap menekankan pentingnya keterlibatan Kyiv dalam keputusan akhir.
Kategori :