Ganda Putri:
Riska Anggraini
Jania Novalita Situmorang
BACA JUGA:Seru, Meski Diguyur Hujan 4 Ribu Orang Padati YCR Riau 2025
BACA JUGA:Kasus Dugaan Korupsi di Kemnaker, KPK Sita 3 Mobil dan 1 Motor
Proses Seleksi Lebih Transparan dan Objektif
Proses seleksi dilakukan secara ketat oleh tim pelatih dan pencari bakat PBSI, termasuk tokoh-tokoh seperti Hendrawan, Bambang Supriyanto, Harry Hartono, dan Yoga Ukikasah, dengan pengawasan langsung dari pengurus PBSI.
Ketua Bidang Pembinaan dan Prestasi (Kabid Binpres) PBSI sekaligus Ketua Tim Pemantau, Eng Hian, menegaskan pentingnya pendekatan yang objektif dan menyeluruh.
“Kami ingin penilaian yang lebih mendalam. Tidak semata soal menang atau kalah, tetapi sejauh mana potensi atlet bisa digali dan dikembangkan,” jelas Eng Hian.
BACA JUGA:Ketua KPPU Serahkan Dokumen Penting ke KPK, Bongkar Praktik Niaga Gas Sejak 2018
BACA JUGA:Tingkatkan Pelayanan, Lapas Muaradua MoU Bersama BRI
PBSI juga membentuk Tim Penentu Akhir (TPA) yang bersifat independen dan profesional. Tugas mereka tidak hanya mengevaluasi hasil pertandingan, tetapi juga mempertimbangkan aspek teknis, postur tubuh, semangat kompetitif, potensi jangka panjang, serta hasil evaluasi medis, fisik, dan psikologis.
Sistem Promosi-Degradasi Tetap Berlaku
PBSI menegaskan bahwa sistem promosi dan degradasi tetap dinamis, tergantung pada performa dan perkembangan masing-masing atlet yang terus dipantau dalam kompetisi resmi secara berkala.
BACA JUGA:Pemerintah Desa Banding Agung Bentuk Pengurus Koperasi Merah Putih
BACA JUGA:Kemenag Lantik Pejabat Fungsional Pengawas Madrasah di OKU Selatan