HARIANOKUSELATAN.ID – Warga Bekasi dalam beberapa hari terakhir dihebohkan dengan kemunculan World App, sebuah aplikasi yang menjanjikan imbalan tunai hanya dengan melakukan pemindaian iris mata. Antrean panjang terlihat di sejumlah titik seperti Narogong, Bekasi Timur, dan Bojong Rawalumbu, diikuti oleh masyarakat dari berbagai kalangan.
Aplikasi ini merupakan bagian dari proyek Worldcoin, inisiatif global yang diprakarsai oleh Sam Altman, pendiri OpenAI. Aplikasi World, dikembangkan oleh Tools for Humanity, berfungsi sebagai dompet digital berbasis kripto sekaligus media untuk mengakses identitas digital bernama World ID.
BACA JUGA:Kolaborasi Honkai Star Rail x Fate Konfirmasi Saber dan Archer Sebagai Karakter Baru!
BACA JUGA:[RUMOR] Plants vs Zombies 3 Bakal Hadirkan Fusion Mod
Apa Itu World ID dan Orb?
Untuk memperoleh World ID, pengguna perlu melakukan pemindaian iris melalui perangkat khusus bernama Orb. Proses ini memakan waktu beberapa menit dan akan menghasilkan kode enkripsi unik yang diklaim tidak menyimpan data pribadi pengguna, seperti nama atau alamat email.
Setelah verifikasi berhasil, pengguna mendapatkan World ID dan dalam beberapa kasus, juga diberikan token kripto Worldcoin (WLD) yang bisa dikonversikan ke uang tunai atau disimpan di dalam aplikasi.
Daya Tarik: Uang Tunai Langsung
Yang membuat World App viral adalah imbalan uang tunai yang diterima warga setelah menyelesaikan pemindaian iris. Sejumlah warga mengaku memperoleh antara Rp200 ribu hingga Rp800 ribu, membuat aplikasi ini cepat menyebar dan menjadi pembicaraan hangat.
Namun, Worldcoin menegaskan bahwa tujuan utama mereka bukan memberi uang, melainkan mendorong inklusi keuangan global serta memberdayakan pengguna dengan kontrol atas identitas digital mereka.
BACA JUGA:Hasil dan Klasemen MPL ID S15 Week 6: EVOS Turun ke Posisi Ketujuh
BACA JUGA:Dukung Prabowo 2029, 3 Parpol Dianggap Takut Kehilangan Kursi Menteri
Kekhawatiran dan Peringatan Keamanan
Meski menarik banyak peminat, aplikasi ini menuai kontroversi privasi, terutama terkait keamanan data biometrik. Pakar keamanan siber dari Vaksincom, Alfons Tanujaya, mengingatkan masyarakat untuk berhati-hati dalam menyerahkan data biometrik kepada pihak ketiga.
"Saya sudah mencoba prosesnya dan terlihat cukup transparan. Tapi tetap ada risiko jika pengelola datanya jahat atau terjadi kebocoran. Ini yang harus diawasi bersama," ujar Alfons.