Bersahabat dengan Robot: Pandangan Unik Jepang terhadap Otomatisasi

--
Tokyo, Jepang – Jepang terus menunjukkan kemajuan pesat di bidang robotika. Para ahli di Negeri Sakura kini menciptakan berbagai jenis robot yang tak hanya membantu aktivitas harian, tetapi juga menjadi sahabat bagi manusia.
Beragam inovasi telah dihadirkan, mulai dari robot perawat lansia, robot pemadam kebakaran, robot pengangkut beban berat, hingga robot terapi fisik bagi pasien. Bahkan, Jepang menjadi salah satu pasar robot seks terbesar di dunia.
Fenomena ini tidak lepas dari budaya dan kepercayaan masyarakat Jepang yang sebagian besar menganut agama Shinto. Kepercayaan animisme dalam Shinto membuat masyarakat percaya bahwa benda mati, termasuk robot, memiliki roh dan esensi kehidupan.
Antropolog Jennifer Robertson menjelaskan bahwa menurut ajaran Shinto, kekuatan spiritual dapat hadir dalam entitas alami maupun buatan manusia. Karena itu, robot di Jepang dianggap sebagai bagian dari alam dan layak diperlakukan seperti manusia.
Budaya ini tercermin pula dalam berbagai karya populer seperti Astro Boy dan Doraemon, yang menggambarkan robot sebagai pahlawan dan anggota keluarga. Sejak era pasca Perang Dunia II, robot telah menjadi simbol harapan dan pemulihan bangsa.
BACA JUGA:Puskesmas Banding Agung Berikan Pemeriksaan Kesehatan PNS dan Pemerintah Desa
BACA JUGA:Personel Polsek Kisting Bantu Warga Pantau Ketahanan Pangan ke Kebun
BACA JUGA:BPJS Kesehatan Cabang Prabumulih Audiensikan Program ke Bupati OKUS
Seorang profesor robotika di Jepang bahkan mengusulkan gagasan futuristik: memberikan robot kepada bayi sejak lahir untuk menjadi pengasuh, teman, penjaga, dan pencatat hidup sang anak hingga akhir hayat.
Pandangan progresif ini menandai perbedaan besar antara budaya Jepang dan Barat dalam menyikapi teknologi robot. Di saat Barat cenderung melihat robot sebagai ancaman, Jepang justru menyambut mereka sebagai sahabat sejati umat manusia. (dst)