Antara Ritel vs Institusional, Siapa yang Bakal Dongkrak Harga BTC?

Antara Ritel vs Institusional, Siapa yang Bakal Dongkrak Harga BTC?.-Foto ;ist-
HARIANOKUSELATAN.ID - Bitcoin (BTC) mengalami arus keluar besar dari ETF di Amerika Serikat, dengan total mencapai US$ 651 juta sejak 10 Februari. Jika tren ini berlanjut, pasar ETF Bitcoin berisiko menyusut sekitar US$ 1,65 miliar dalam seminggu.
Meskipun mengalami tekanan jual, Bitcoin tetap menunjukkan ketahanan dan berhasil melonjak di atas US$ 98.000 pada 14 Februari. Ini menunjukkan bahwa momentum bullish tidak sepenuhnya bergantung pada investor institusional.
BACA JUGA:Peter Brandt: Bitcoin Tidak Akan Mencapai US$ 200.000 Tahun Ini
BACA JUGA:Royal Enfield Guerrilla 450 Resmi Hadir di Indonesia, Harga Mulai Rp 149 Juta
Namun, masih ada ketidakpastian apakah lonjakan ini disebabkan oleh strategi lindung nilai (hedging), di mana beberapa investor membeli kontrak berjangka Bitcoin untuk mengimbangi penjualan ETF mereka.
Perusahaan dan Investor Ritel Mulai Bergerak
Beberapa perusahaan meningkatkan kepemilikan Bitcoin mereka untuk mengatasi arus keluar dari ETF:
Strategy (sebelumnya MicroStrategy), Metaplanet, dan KULR Technology menambah cadangan Bitcoin mereka.
Intesa Sanpaolo, bank besar asal Italia, mulai menambahkan Bitcoin ke dalam portofolionya.
Sementara itu, investor ritel juga menunjukkan peningkatan aktivitas:
Dompet yang menyimpan 0,1 – 1 BTC (biasanya dimiliki trader ritel) menambah US$ 80 juta dalam Bitcoin antara 3 – 13 Februari, membalikkan tren penurunan sebelumnya.
Dompet kecil (< 0,1 BTC) masih menjadi penjual bersih sejak 31 Januari, menunjukkan bahwa sebagian investor ritel kecil masih skeptis.
BACA JUGA:Yamaha YZ-Series Hadir di IIMS 2025, Harga Mulai Rp 97 Jutaan
BACA JUGA:Review Redmi 14C: Si Bongsor yang Kuat dan Ramah Kantong