Kondisi Memburuk, Korban Malapraktik Kesulitan Hadiri Sidang Perdana

Reporter: Christian Nugroho |

Editor: Christian Nugroho |

Rabu , 01 Jan 2025 - 23:06

Korban Malapraktik Oknum Bidan Palembang Open Donasi, Butuh Donatur Bantuan Biaya Pengobatan Mata. -Foto: Ist.-

PALEMBANG, HARIANOKUSELATAN.ID - Kasus dugaan malapraktik yang melibatkan oknum bidan Agustina di Palembang, yang menyebabkan seorang siswi SMP mengalami kebutaan, akan segera memasuki tahap sidang perdana.

Sidang dengan nomor perkara 1528/Pid.Sus/2024/PN Plg dijadwalkan digelar pada Kamis, 2 Januari 2025, di Pengadilan Negeri (PN) Palembang.

Menurut informasi dari Sistem Informasi Penelusuran Perkara (SIPP) PN Palembang, sidang akan berlangsung di ruang sidang Garuda lantai II PN Palembang.

Dalam agenda sidang perdana ini, Agustina akan mendengarkan pembacaan dakwaan dari Jaksa Penuntut Umum (JPU) Kejari Palembang.

Sidang akan dipimpin oleh Majelis Hakim yang terdiri dari Oloan Exodus Hutabarat SH MH sebagai ketua, dan hakim anggota Agus Raharjo SH MH serta Raden Zaenal Arif SH MH, dibantu oleh Panitera Pengganti Fakhrizal SKom SH.

Ibu korban, Nilasari, mengungkapkan bahwa kondisi anaknya semakin memprihatinkan. Korban yang menderita kebutaan akibat obat yang diberikan oleh Agustina mengalami kondisi mata yang semakin memburuk.

"Mata kirinya semakin menonjol, kami khawatir ada sesuatu yang lebih parah," kata Nilasari melalui pesan singkat.

Nilasari berusaha membawa anaknya ke rumah sakit meskipun ada kendala karena libur tanggal merah. "Tolong doakan ya mas, agar mata kirinya tidak ada masalah dan bisa hadir di persidangan," lanjutnya.

Kasus ini bermula pada 4 Juni 2024, ketika Nilasari membawa anaknya yang mengeluhkan mual, muntah, dan kehilangan nafsu makan ke bidan Agustina di Jalan Suka Karya, Palembang.

kondisi memburuk, korban malapraktik kesulitan hadiri sidang perdana                            palembang, harianokuselatan.id - kasus dugaan malapraktik yang melibatkan oknum bidan agustina di palembang, yang menyebabkan seorang siswi smp mengalami kebutaan, akan segera memasuki tahap sidang perdana. 
sidang dengan nomor perkara 1528/pid.sus/2024/pn plg dijadwalkan digelar pada kamis, 2 januari 2025, di pengadilan negeri (pn) palembang.
menurut informasi dari sistem informasi penelusuran perkara (sipp) pn palembang, sidang akan berlangsung di ruang sidang garuda lantai ii pn palembang. 
baca juga:mobil mahasiswa hilang kendali, tiang lrt jadi sasaran
baca juga:aksi brutal pembegal di ogan ilir: 3 pelaku masih berstatus pelajar
dalam agenda sidang perdana ini, agustina akan mendengarkan pembacaan dakwaan dari jaksa penuntut umum (jpu) kejari palembang. 
sidang akan dipimpin oleh majelis hakim yang terdiri dari oloan exodus hutabarat sh mh sebagai ketua, dan hakim anggota agus raharjo sh mh serta raden zaenal arif sh mh, dibantu oleh panitera pengganti fakhrizal skom sh.
ibu korban, nilasari, mengungkapkan bahwa kondisi anaknya semakin memprihatinkan. korban yang menderita kebutaan akibat obat yang diberikan oleh agustina mengalami kondisi mata yang semakin memburuk. 
baca juga:dana hibah pmi palembang disorot, penyidikan masih terhenti
baca juga:coach naga api ungkap berminat latih tim bulu tangkis malaysia
"mata kirinya semakin menonjol, kami khawatir ada sesuatu yang lebih parah," kata nilasari melalui pesan singkat.
nilasari berusaha membawa anaknya ke rumah sakit meskipun ada kendala karena libur tanggal merah. "tolong doakan ya mas, agar mata kirinya tidak ada masalah dan bisa hadir di persidangan," lanjutnya.
kasus ini bermula pada 4 juni 2024, ketika nilasari membawa anaknya yang mengeluhkan mual, muntah, dan kehilangan nafsu makan ke bidan agustina di jalan suka karya, palembang. 
baca juga:pratama arhan resmi tinggalkan suwon fc
baca juga:177 anggota dprd pbb ikuti bimtek di jakarta 
bidan tersebut memberikan enam jenis obat yang diduga menjadi penyebab kondisi korban semakin buruk setelah mengonsumsinya. keesokan harinya, korban mengalami kebutaan dan kulitnya melepuh.
setelah dirawat di rumah sakit myria dan kemudian di rsup palembang, dokter menyatakan bahwa mata korban rusak dan hanya bisa diperbaiki dengan pencangkokan kornea.
penyidikan terhadap kasus ini telah melibatkan keterangan dari delapan saksi, termasuk ibu korban, dokter spesialis, serta ahli pidana kesehatan dan kebidanan.

Tag

Share

Koran Terkait

Kembali ke koran edisi HARIAN OKU SELATAN, KAMIS 2 JANUARI 2025

Berita Terkini

Berita Terpopuler

Berita Pilihan