harianokuselatan.bacakoran.co, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI terus mendorong pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) untuk meningkatkan kapasitas usaha dan penjualan produk. Salah satu langkah yang dilakukan adalah menyelenggarakan Bazaar UMKM BRILiaN di Kantor Pusat BRI, Jakarta, pada Jumat (18/10/2024).
Dalam acara ini, berbagai UMKM yang tergabung dalam klaster binaan BRI turut berpartisipasi, termasuk Kelompok Tani Jaya Lestari dari Desa Kutambaru, Kabupaten Karo, Sumatera Utara. Kelompok ini membawa produk unggulan berupa salak pondoh.
Wulan, salah satu anggota kelompok, menjelaskan bahwa salak pondoh tumbuh subur di Desa Kutambaru dan menjadi sumber penghasilan utama bagi masyarakat desa. "Sejak tahun 2005, banyak warga di kampung kami menanam salak. Sekarang hampir semua penduduk menjadi petani salak,” ujarnya saat diwawancarai di Bazaar UMKM BRILiaN.
Salak pondoh yang dikenal manis ini tidak hanya membantu meningkatkan perekonomian desa tetapi juga membuka peluang kerja dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat. Dengan harga jual Rp15.000–Rp18.000 per kilogram, produk salak dari Desa Kutambaru semakin diminati di pasar lokal maupun luar daerah, bahkan diekspor ke Malaysia dan Thailand. Panen dilakukan setiap dua minggu sekali dengan hasil mencapai 1-1,5 ton, menghasilkan omzet hingga Rp30 juta per bulan.
Wulan juga menceritakan bahwa kelompoknya pertama kali mendapatkan dukungan dari BRI pada 2010 melalui program Kredit Usaha Rakyat (KUR), yang membantu pengembangan usaha mereka. Sejak itu, BRI terus memberikan pendampingan dan penyuluhan, yang menurutnya sangat membantu kemajuan klaster mereka. Ia berharap pendampingan dan dukungan dari BRI dapat berlanjut dan akses modal semakin mudah bagi para petani.
Di lain kesempatan, Direktur Bisnis Mikro BRI, Supari, menyatakan bahwa program Klaster Usaha bertujuan memberdayakan kelompok usaha di wilayah yang sama, sehingga menciptakan kebersamaan dalam pengembangan usaha anggotanya. Hingga September 2024, BRI telah membina lebih dari 33.800 klaster usaha melalui program Klasterku Hidupku, dengan lebih dari 2.300 kegiatan pemberdayaan yang meliputi pelatihan dan bantuan sarana produksi.(Win)