Komandan TPNPB OPM Protes TNI Polri Kuasai RSUD Paniai

Jeffrey P Bomanak yang mengaku sebagai pimpinan OPM TPNPB melayangkan protesnya dan menuding YNI Polri kuasai RSUD Paniai pada Sabtu 25 Mei lalu. -Foto: Tangkapan layar facebook@KJack Varrho.-

 JAKARTA, HARIAN OKU SELATAN - Jeffrey P Bomanak yang mengaku sebagai pimpinan OPM TPNPB melayangkan protesnya dan menuding YNI Polri kuasai RSUD Paniai pada Minggu 26 Mei lalu.

Bahkan dalam video yang dilansir di facebook, Jeffrey mengatakan bahwa pihaknya dibawah Organisasi Papua Merdeka atau OPM mengutuk tindakan opesif dari TNI Polri dan menuding adanya pengusiran warga dari RSUD Paniai.

Akan tetapi pernyataan dari Jeffrey ini bertolak belakang dengan tindakan yang selama ini dilakukan oleh anggota atau anak buahnya yang kerap membuat kerusuhan bahkan membakar Puskesmas hingga sekolah diberbagai wilayah Papua.

Puskesmas dan sekolahan serta fasilitas lainnya dibangun oleh pemerintah Indonesia berujuan untuk memberikan layanan pada masyarakat Papua.

Jeffrey mengatakan sebagai negara yang masuk dalam PBB serta anggota WHO, Indonesia harus bertanggung jawab atas kesehatan warga negaranya.

BACA JUGA:Dinas PU Bersihkan Material Longsor di Simpang Pendagan

Hal senada juga disampaikan oleh Sebby Sambom yang mengaku sebagai Juru Bicara TPNPB yang mengatakan bahwa TNI dan Polri membuat warga ketakutan dan melakukan siaga satu serta dan menempati posisi disekitar RSUD Paniai, kios-kios, sekolah-sekolah sebagai pos-pos penjagaan.

Menurut Sebby tindakan TNI Polri telah melanggar prinsip-prinsip Hukum dan HAM Internasional yang tertuang dalam Hukum Humaniter Internasional tentang perlindungan tempat pelayanan kesehatan dan pasien serta pelayanan kesehatan.

Sebby menuding hal ini menunjukkan bahwa militer Indonesia tidak mampu menghargai kemanusiaan.

Akan tetapi jika melihat kebelakang komandan TPNPB OPM ini selalu membela jika anggotanya melakuakan perusuhan, pengrusakan serta pembakaran di berbagai fasilitas kesehatan di Papua.

Pembelaan ini dengan dalih bahwa fasilitas kesehatan atau Puskesmas tersebut dijadikan sebagai matkas dari TNI Polri.

Pihak pemerintah Indonesia mengatakan bahwa pembangunan fasiltas serta Puskesmas tersebut merupakan sebagai bentuk perhatian dan peningkatan layanan kesehatan bagi masyarakat Papua, terutama di lokasi yang cukup jauh di pedalaman serta pegunungan.

BACA JUGA:Dinas PU Bersihkan Material Longsor di Simpang Pendagan

Pada Desember 2023 lalu, TPNPB OPM atau KKB Papua melakukan pembakaran di Distrik Kebo kapupatan Paniai.

Tragedi penyerangan kelompok separatis teroris di Papua membawa duka bagi para tenaga kesehatan di Bumi Cenderawasih.

Dalam penyerangan yang terjadi pada September 2021 lalu, Kelompok Bersenjata Papua membakar sejumlah fasilitas publik yang ada di Distrik Kiwirok, Pegunungan Bintang.

Pada bulan yang sama, tepatnya tanggal 13 September 2021, KKB kembali melakukan penerangan terhadap warga di Distrik Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua.

Akibat penyerangan ini, seorang perawat dilaporkan meninggal dunia, empat perawat lainnya luka-luka, satu perawat dilaporkan hilang, dan 300 nakes lainnya diungsikan.

Selain itu pada Oktober 2023, KKB juga melakukan penyerangan terhadap pekerja yang sedang membangun puskesmas di Kabupaten Puncak, Papua Tengah.

Dalam penyerangan 22 pekerja, seorang pekerja dikabarkan tewas dan pekerja lainnya harus diungsikan.

Sedangkan pihak KKB atau TPNPB OPM sendiri hingga saat ini sejak mereka mengumumkan berdirinya dan menyatakan diri untuk memerdekaan Papua belum ada aksi nyata dalam memberikan dukungan pada masyarakat Papua.

Bahkan saat warga Papua pegunungan tengah dilanda kelaparan pada 2023 lalu, TPNPB OPM sibuk dengan berbagai pernyataan perang dan penyanderaan Pilot Susi Air oleh Egianus Kagoya. (dnn)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan