Netflix akuisisi Warner Bros, tapi tak tertarik pada divisi game
HARIANOKUSELATAN.ID – Netflix resmi mengumumkan langkah besar dalam ekspansi bisnis globalnya dengan mengakuisisi Warner Bros senilai USD 82,7 miliar atau setara sekitar Rp 1.379 triliun. Akuisisi raksasa ini langsung menjadi sorotan industri hiburan dunia. Namun di balik kesepakatan bernilai fantastis tersebut, terungkap fakta menarik: Netflix tidak menaruh fokus besar pada divisi game milik Warner Bros.
Padahal, Warner Bros dikenal memiliki portofolio studio game papan atas dengan sejumlah judul populer dan sukses secara komersial. Di bawah payung Warner Bros. Games, terdapat nama-nama besar seperti Rocksteady Studios (seri Batman: Arkham), Traveller’s Tales (game LEGO), Avalanche Software (Hogwarts Legacy), serta NetherRealm Studios (Mortal Kombat). Deretan studio ini selama bertahun-tahun menjadi pemain utama di industri game global.
BACA JUGA:Tim Indonesia MCGG raih perunggu di ekshibisi SEA Games 2025 Thailand
BACA JUGA:Gamer kecewa, sistem verifikasi usia fitur chat Roblox dinilai bermasalah
Game dianggap kecil dibanding bisnis inti
Menanggapi pertanyaan soal dampak akuisisi terhadap strategi game Netflix, Co-CEO Netflix, Greg Peters, menegaskan bahwa bisnis game Warner Bros tidak menjadi faktor utama dalam perhitungan kesepakatan tersebut.
“Warner Bros telah melakukan pekerjaan yang sangat baik di bidang game. Namun sejak awal, kami tidak memberikan nilai apa pun pada sektor tersebut karena secara skala masih relatif kecil dibandingkan keseluruhan gambaran bisnis,” ujar Peters, dikutip dari IGN, Jumat (12/12/2025).
Menurut Peters, fokus utama Netflix dalam akuisisi ini adalah kekuatan intellectual property (IP) Warner Bros di sektor film, serial televisi, dan waralaba hiburan global. Game dinilai belum memberikan kontribusi signifikan jika dibandingkan dengan potensi pendapatan dari konten layar.
IP game tetap bernilai strategis
Meski tidak dimasukkan dalam model valuasi utama, Peters mengakui bahwa beberapa properti game Warner Bros memiliki nilai strategis jika dikaitkan dengan ekosistem konten Netflix.
“Kami sangat senang dengan properti yang telah mereka bangun. Hogwarts adalah contoh yang sangat bagus. Properti tersebut dikerjakan dengan sangat baik, dan kami melihat potensi untuk mengintegrasikannya ke dalam penawaran hiburan kami,” lanjutnya.
Pernyataan ini menegaskan bahwa Netflix lebih tertarik pada pemanfaatan IP lintas media, seperti adaptasi film atau serial dari semesta game populer, ketimbang mengelola bisnis pengembangan game secara langsung.
BACA JUGA:Usai Pembagian Rapor, Kepsek Minta Siswa Jaga Pergaulan Selama Libur
BACA JUGA:Pemerintah Kecamatan Buay Runjung Galang Dana untuk Korban Bencana di Sumatera
Warner Bros. Games alami masa sulit
Sikap Netflix ini juga tidak lepas dari kondisi internal Warner Bros. Games yang tengah mengalami fase sulit dalam beberapa tahun terakhir. Meski Hogwarts Legacy sukses besar dengan penjualan puluhan juta kopi dan pendapatan miliaran dolar, kinerja keseluruhan divisi game belum sepenuhnya stabil.
Pada Januari lalu, David Haddad, mantan bos Warner Bros. Games, mengundurkan diri menyusul kegagalan beberapa proyek besar. Game Suicide Squad: Kill the Justice League dan MultiVersus disebut sebagai penyebab utama tekanan finansial yang dialami perusahaan.
