Selama 3 Tahun, Realisasi Ketahanan Pangan Desa Gedung Ranau di Duga Sarat Penyimpangan

Realisasi Dana Desa (DD) di Desa Gedung Ranau, Kecamatan Warkuk Ranau Selatan, Kabupaten OKU Selatan, kembali menuai sorotan tajam. -Foto: Hamdal Hadi/Harian OKU Selatan.-
MUARADUA – Pengelolaan Dana Desa (DD) di Desa Gedung Ranau, Kecamatan Warkuk Ranau Selatan, Kabupaten OKU Selatan, kembali menjadi sorotan masyarakat. Program ketahanan pangan yang seharusnya menjadi penopang pembangunan desa dan peningkatan kesejahteraan warga justru diduga kuat diselewengkan oleh oknum pemerintah desa demi kepentingan pribadi.
BACA JUGA:Dinas Lingkungan Hidup OKU Selatan Sidak Sampah Liar di Pulau Beringin
BACA JUGA:Developer Genshin Impact Umumkan Game Baru Mirip Animal Crossing
Dugaan Penyelewengan pada Program Sapi dan Kandang
Berdasarkan catatan masyarakat, pada tahun 2022 dan 2023, program ketahanan pangan dijalankan melalui pengadaan sapi beserta kandangnya dengan nilai anggaran mencapai ratusan juta rupiah. Tahun 2023 pemerintah desa kembali menganggarkan empat ekor sapi, lalu pada 2024 sebanyak enam ekor sapi berikut kandang. Namun ironisnya, sapi-sapi yang sudah ada justru dijual oleh oknum tanpa pertanggungjawaban jelas.
“Semua sapi dijual, uangnya entah kemana. Kami warga tidak pernah menerima laporan maupun hasil penjualannya,” ujar GM, salah seorang warga, Minggu (28/9/2025).
BACA JUGA:EA Sports FC 26 Rilis, Ini Harga di PlayStation, Xbox, Switch 2, dan PC
BACA JUGA:Ada G-Dragon di PUBG Mobile, Kolaborasi Spesial Sampai Akhir Oktober
Proyek Fisik Dipertanyakan Warga
Kecurigaan masyarakat kian menguat saat pada tahun 2024 pemerintah desa mengalokasikan Rp49,8 juta untuk dua ekor sapi dan pembangunan kandang baru. Faktanya, sapi hanya ditempatkan di kandang lama, sementara sisa anggaran yang disebut dialihkan untuk pembangunan jalan usaha tani di Dusun 1 tidak pernah terealisasi.
“Tidak ada pembangunan jalan sama sekali. Kalau jalan ke Dusun 2 dan Dusun 5 memang ada, tapi itu sudah ada anggaran khusus Rp312 juta. Jadi laporan alokasi tambahan itu bohong belaka,” kata WG, warga lainnya.
Selain itu, pengadaan tenda dan perlengkapannya juga dipersoalkan. Warga hanya melihat dua terpal seadanya, padahal dalam laporan realisasi DD disebut sudah ada tenda dan panggung.
BACA JUGA:One UI 8.5 Bakal Ubah Tampilan HP Samsung, Ini Bocorannya
BACA JUGA:Produsen Kimono Asal Jepang Ini Bakal Jadi Perusahaan Treasury Bitcoin
Infrastruktur Buruk dan Respons Kepala Desa
Proyek rabat beton di Dusun 5 juga dikeluhkan. Meski baru beberapa bulan selesai, kondisi jalan sudah rusak parah. Warga menilai kualitas pekerjaan buruk dan terkesan asal-asalan.
“Kami senang dibangunkan jalan, tapi kecewa karena cepat rusak. Ini jelas ada permainan dalam pengerjaan,” ungkap AS, warga setempat.