Baca Koran harianokuselatan Online - Harian Oku Selatan

Kisah Pidato Bung Karno di Sidang PBB 1960

--

LOMBA MEWARNAI

Jakarta: Pidato Bung Karno pada Sidang Majelis Umum PBB ke-15 pada 1960 menjadi tonggak sejarah politik luar negeri Indonesia. Melalui pidato berjudul "To Build The World Anew", Presiden Pertama RI itu menegaskan visi besar tentang masa depan dunia.

 

Saat itu, Bung Karno menyuarakan kegelisahannya terhadap situasi global yang tidak aman, tidak adil, dan tidak sejahtera. Karena itu dia menegaskan perlunya tatanan baru untuk membangun dunia yang lebih damai, adil, dan berkeadilan sosial.

 

Isi pidato monumental tersebut mengangkat gagasan universal tentang nasionalisme, persamaan kedaulatan, antikolonialisme, antiimperialisme, dan perdamaian dunia. Presiden Pertama RI Sukarno menegaskan pentingnya persaudaraan antarbangsa demi keadilan sosial lintas negara di seluruh belahan dunia.

 

Bung Karno juga memperkenalkan Pancasila sebagai ideologi alternatif untuk menjadi dasar tatanan dunia yang adil. Dia menekankan restrukturisasi PBB agar lebih efektif dalam menyelesaikan persoalan kemanusiaan di berbagai belahan dunia.

 

Pidato tersebut jelas memiliki arti penting bukan hanya bagi sejarah Indonesia. Momentum itu juga memberi pengaruh besar bagi sejarah dunia, khususnya perjuangan bangsa melawan kolonialisme dan imperialisme.

 

Pemikiran politik Bung Karno sebelumnya tercermin dalam sejumlah pidato penting sepanjang perjalanan kariernya sebagai pemimpin bangsa. Misalnya pidato pembelaan pada 1930, pidato 1 Juni 1945, serta pidato pada Konferensi Asia Afrika 1955.

 

Pada 1956, Presiden Pertama RI Sukarno juga menyampaikan pidato di Kongres Amerika Serikat (AS) yang sangat bersejarah. Namun puncak pemikirannya terekam dalam Sidang Majelis Umum PBB 1960 melalui pidato monumentalnya itu. 

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan