Antara Duri dan Harum: Filosofi Hidup dari Mawar

--

IKLAN UMROH

     “Warnanya indah dan mampu menghias taman dan pekarangan.”

     Maknanya :

     “Jadilah baik, sukses, cerdas dan lain sebagainya. Namun jangan lupa, jadikanlah semua itu bermanfaat untuk sekitarmu. Semua keberhasilan, kelebihan dan keistimewaan yang kita miliki harusnya bisa membuat diri kita bisa bermanfaat untuk orang lain. Sehingga hal itulah yang bisa membuat keistimewaan diri kita menjadi berharga.”

4.  Filosofi keempat

     “Tumbuh menawan, dengan ciri khas warnanya.”

     Maknanya :

     “Beranjaklah menjadi sosok yang istimewa, dengan ciri khas dirimu sendiri. Menjadi   diri sendiri itu memang penting. Tidak terlarut dalam kehidupan orang lain, tidak berusaha selalu menjadi follower yang terombang-ambing. Menjadi diri sendiri yang sebaik mungkin, setiap orang memang istimewa. Istimewa dengan keunikannya masing-masing.”

5.  Filosofi Kelima

     “Mawar, sang bunga penanda rasa cinta dan kasih sayang.”

     Maknanya :

     “Dalam hidup ini, engkau mau dikenal sebagai sosok seperti apa. Pembuat senang, pembawa resah, pemicu sedih atau apa yang lainnya. Hal itu terserah diri kita mau jadi seperti apa. Jika kita ingin menjadi sosok yang dikenal baik, maka memang kita harus jadi orang baik. Begitupun sebaliknya, jika kita tidak ingin dikenal sebagai orang yang buruk. Maka berusahalah menjadi orang yang tidak suka berbuat buruk.”

6. Filosofi keenam

     “Mawar, ditanam dimanapun seolah tetap begitu indah.”

     Maknanya :

     “Jadilah orang yang dimanapun berada tetap membuat orang lain merasa bahagia karena kebaikan-kebaikanmu. Menjadi orang yang tidak goyah dan berubah-ubah dimanapun berada. Selalu memegang komitmen dan kepercayaan untuk tetap menjadi orang yang baik dimanapun berada.”

7. Filosofi Ketujuh

     “Mawar, seindah apapun itu. Nantinya tetap akan layu dan akhirnya mati.”

     Maknanya :

     “Ingatlah bahwa seindah dan serupawan apapun dirimu. Hal itu bukanlah sesuatu yang kekal, kau akan mengeriput, tua dan mati. Dunia ini memang sementara, tidak ada yang abadi. Seindah dan seistimewa apapun keadaan fisik pada diri kita. Niscaya kita akan menua juga, tidak lagi serupawan dahulu. Hingga suatu saat akan terkubur juga dan tiada yang melihat bentuk fisik kita yang rupawan itu.”

Bunga mawar bukan sekadar tanaman hias, melainkan simbol universal yang membawa keindahan, harapan, dan pesan emosional yang mendalam. Dari taman hingga puisi, dari parfum hingga secangkir teh, mawar selalu menjadi bagian dari kehidupan manusia. Menanam dan merawat bunga mawar bukan hanya tentang estetika, tapi juga tentang merawat kepekaan dan rasa cinta terhadap alam.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan