Maula Akbar dan Putri Karlina Minta Maaf Atas Tragedi Pendopo Garut, Tiga Orang Meninggal Dunia

--

IKLAN UMROH

GARUT, HARIANOKUSELATAN Maula Akbar, putra Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi, menyampaikan permintaan maaf dan belasungkawa mendalam atas insiden tragis dalam acara syukuran pernikahannya dengan Wakil Bupati Garut, Luthfianisa Putri Karlina, di kawasan Pendopo Garut, Jumat (18/7/2025).

Dalam pernyataan resmi bersama istrinya di Rumah Dinas Wakil Bupati Garut, Sabtu (19/7/2025), Maula mengungkap duka atas meninggalnya tiga orang akibat desak-desakan saat pembagian makanan.

“Saya mengucapkan belasungkawa untuk keluarga yang ditinggalkan. Tidak ada niat untuk menyakiti atau mencelakakan siapa pun. Niat kami hanya ingin berbagi kebahagiaan,” ujar Maula, didampingi Putri Karlina.

Salah Paham Soal Makan Gratis

Maula menjelaskan, makanan yang disediakan sebenarnya hanya untuk warga yang hadir lebih awal dan menunggu hingga malam untuk hiburan keluarga. Namun, situasi berubah setelah beredar informasi di media sosial bahwa acara menyediakan makan gratis untuk umum.

“Kami tidak pernah mengumumkan pembagian makanan gratis ke publik. Setelah salat Jumat saya baru tahu informasi ini viral di media sosial dan YouTube,” jelas Maula.

Maula menduga terjadi kesalahpahaman yang memicu kerumunan besar hingga menimbulkan tragedi. Ia mengaku sangat terpukul dengan insiden tersebut.

Proses Hukum Berjalan

Maula menegaskan bahwa dirinya dan Putri Karlina siap mengikuti seluruh proses hukum yang sedang berjalan. Mereka juga telah menjalani pemeriksaan oleh pihak Polres Garut, yang turut disaksikan Kapolda Jawa Barat.

“Kami kooperatif. Tidak ada niat menyakiti siapa pun, dan kami telah mendatangi keluarga korban untuk menyampaikan duka secara langsung,” katanya.

Putri Karlina sempat drop saat mengunjungi salah satu keluarga korban di Sukawening dan harus dipulangkan karena kondisi fisik yang lemah.

Tiga Korban Jiwa dan Puluhan Pingsan

Peristiwa desak-desakan di gerbang Pendopo Garut menyebabkan tiga orang meninggal dunia, termasuk seorang anggota polisi yang bertugas. Selain itu, 26 warga dilaporkan pingsan saat antrean berlangsung.

 

“Makanan yang tersedia hanya diniatkan agar tidak terbuang. Bukan agenda publik berskala besar,” tegas Maula di akhir pernyataannya. (dst)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan