Pedagang Pasar Cinde Menjerit! Tujuh Tahun Terlantar, Kini Harapan Cuma pada Jaksa

Reporter: Christian Nugroho |

Editor: Christian Nugroho |

Kamis , 19 Jun 2025 - 23:13

Suasana tampak depan pedagang Pasar Cinde Palembang saat ini. -Foto: Ist.-

PALEMBANG, HARIANOKUSELATAN.ID - Pasar Cinde, yang dulu ramai sebagai pusat perdagangan legendaris di jantung Palembang, kini tinggal bayang-bayang. Proyek revitalisasi bernilai Rp330 miliar yang seharusnya mengubah wajah pasar ini menjadi mal tematik pertama di Sumatera, justru mangkrak selama lebih dari tujuh tahun.

Akibatnya, para pedagang kecil terpaksa menggantungkan hidup di lokasi relokasi seadanya. Yati, pedagang kerupuk, mengaku sudah kehabisan harapan.

"Dulu katanya mau dibangun cepat, tapi sampai sekarang hanya janji. Kami hanya bisa pasrah," ucapnya lirih.

Kondisi di tempat relokasi pun jauh dari layak. Tidak ada fasilitas parkir yang memadai, kios sempit, dan jumlah pengunjung yang terus menurun.

"Sepi. Pembeli enggan datang. Teman-teman saya sudah banyak yang menyerah dan pindah. Kami seperti dibuang," tambah Emi, pedagang lain.

Jaksa Mulai Bergerak, Harapan Kembali Tumbuh

Kini, harapan para pedagang beralih pada Kejaksaan Tinggi Sumsel, yang tengah menyelidiki dugaan korupsi dalam proyek tersebut. Baru-baru ini, tim penyidik dari bidang pidana khusus bersama tim ahli dan mahasiswa meninjau langsung bangunan terbengkalai itu.

Apa yang mereka temukan sungguh menyedihkan. Tiang-tiang pancang di bagian belakang bangunan tertutup semak belukar dan tergenang air, seperti kolam terbengkalai. Kios-kios di bagian depan berubah jadi tempat pembuangan sampah dan toilet liar.

Di lantai dua bangunan, puing-puing berserakan, dan slogan "The First Thematic Mall in Sumatera" yang masih menempel di dinding seakan menyindir realita.

“Kami hanya ingin keadilan. Jika ada yang bermain-main dengan proyek ini, harus diusut sampai tuntas,” kata Yati dengan nada tegas.

pedagang pasar cinde menjerit! tujuh tahun terlantar, kini harapan cuma pada jaksa                            palembang, harianokuselatan.id - pasar cinde, yang dulu ramai sebagai pusat perdagangan legendaris di jantung palembang, kini tinggal bayang-bayang. proyek revitalisasi bernilai rp330 miliar yang seharusnya mengubah wajah pasar ini menjadi mal tematik pertama di sumatera, justru mangkrak selama lebih dari tujuh tahun.
akibatnya, para pedagang kecil terpaksa menggantungkan hidup di lokasi relokasi seadanya. yati, pedagang kerupuk, mengaku sudah kehabisan harapan.
"dulu katanya mau dibangun cepat, tapi sampai sekarang hanya janji. kami hanya bisa pasrah," ucapnya lirih.
kondisi di tempat relokasi pun jauh dari layak. tidak ada fasilitas parkir yang memadai, kios sempit, dan jumlah pengunjung yang terus menurun.
"sepi. pembeli enggan datang. teman-teman saya sudah banyak yang menyerah dan pindah. kami seperti dibuang," tambah emi, pedagang lain.
baca juga:fix! ribuan pppk muara enim dilantik paling lambat oktober 2025
baca juga:bupati abusama lakukan sidak lagi, kali ini ke puskesmas tiga dihaji 
jaksa mulai bergerak, harapan kembali tumbuh
kini, harapan para pedagang beralih pada kejaksaan tinggi sumsel, yang tengah menyelidiki dugaan korupsi dalam proyek tersebut. baru-baru ini, tim penyidik dari bidang pidana khusus bersama tim ahli dan mahasiswa meninjau langsung bangunan terbengkalai itu.
apa yang mereka temukan sungguh menyedihkan. tiang-tiang pancang di bagian belakang bangunan tertutup semak belukar dan tergenang air, seperti kolam terbengkalai. kios-kios di bagian depan berubah jadi tempat pembuangan sampah dan toilet liar.
di lantai dua bangunan, puing-puing berserakan, dan slogan "the first thematic mall in sumatera" yang masih menempel di dinding seakan menyindir realita.
“kami hanya ingin keadilan. jika ada yang bermain-main dengan proyek ini, harus diusut sampai tuntas,” kata yati dengan nada tegas.
baca juga:sat samapta polres okus sambangi lapas muaradua untuk perkuat sinergi
baca juga:duta pelajar oku selatan gelar sosialisasi anti-bullying di smpn 01 muaradua
dari cagar budaya jadi bangunan mati
pasar cinde lama dulunya merupakan bangunan bersejarah yang diakui sebagai bagian dari cagar budaya palembang. namun, sejak dibongkar total pada juni 2018 oleh pihak pengembang pt magna beatum aldiron plaza cinde, tak ada kemajuan berarti.
pandemi covid-19 memang menjadi alasan proyek ini berhenti pada 2019, tapi sejak itu, tak pernah ada kejelasan kapan dan apakah proyek ini akan dilanjutkan.
sampai hari ini, area proyek terkunci rapat, dikelilingi tembok tinggi dan minim aktivitas. warga hanya bisa menatap dinding bisu yang menjadi simbol gagalnya sebuah janji pembangunan.
baca juga:tingkatkan kinerja, dinas perpustakaan oku selatan ikuti bimtek di sumsel
baca juga:bupati oku selatan sidak puskesmas tiga dihaji
semua menanti kejelasan
kini, semua mata tertuju pada kejati sumsel. para pedagang, warga, dan pemerhati sejarah berharap jaksa mampu membongkar siapa sebenarnya yang harus bertanggung jawab atas proyek yang berubah jadi puing ini.
"kami cuma minta kejelasan. jangan biarkan kami terus hidup dalam ketidakpastian," tutup emi dengan mata berkaca.
lebih dari sekadar bangunan, pasar cinde adalah harapan ribuan orang. dan harapan itu kini bergantung pada seberapa jauh jaksa mampu membuka tabir kasus yang sudah terlalu lama tertutup.

Tag

Share

Koran Edisi Terbaru

Baca Koran HARIAN OKU SELATAN, JUMAT 20 JUNI 2025

Berita Terkini

Berita Terpopuler

Berita Pilihan