Diuji Kanker Usus, Ahmad Tetap Bersyukur dan Tak Menyerah

--

HARIANOKUSELATAN - Ahmad baru siuman sekitar pukul 10.00 WIB pagi di ruang High Care Unit (HCU). Saat sadar, ia belum tahu sepenuhnya apa yang terjadi, hanya mengingat terakhir kali masuk ruang bedah sekitar pukul 23.00 WIB malam sebelumnya untuk menjalani operasi usus buntu. Setelah dibius total, ia tidak mengingat apa pun hingga kembali sadar keesokan paginya.

Kondisinya masih lemah dan lebih sering tertidur. Keluarga pun belum banyak memberitahu detail terkait proses operasinya.

Usai salat Zuhur, dua dokter—dokter internis dan dokter bedah—datang melakukan visit. Mereka memeriksa kondisi fisik Ahmad, lalu menyapa dan mengucapkan selamat. Operasi dinyatakan berhasil dan berjalan dengan baik.

Dokter bedah bahkan memuji kondisi perut dan punggung Ahmad yang dinilai berotot dan kuat. “Apakah Anda sering berolahraga?” tanya sang dokter. Ahmad menjawab bahwa ia rutin bermain tenis dan bulu tangkis. “Pantas saja ototnya bagus,” gumam dokter.

Namun suasana berubah ketika kedua dokter saling berpandangan, lalu berkata kepada Ahmad bahwa meskipun operasinya sukses, masih ada tindakan medis lanjutan yang harus dilakukan. Ahmad penasaran dan bertanya, “Tindakan apa, Dok?”

Jawaban dokter membuat Ahmad terpaku: “Anda harus menjalani kemoterapi sebanyak enam kali.”

BACA JUGA:Bupati dan Wakil Turun Tangan Bantu Material Perbaikan Jalan Desa Tanjung Harapan

BACA JUGA:Cek Sekarang! Ini Tanda-Tanda Motor Anda Perlu Ganti Oli

Ahmad terdiam, seperti disambar petir. Sang dokter kemudian menjelaskan bahwa selain menderita usus buntu, Ahmad juga terdiagnosis kanker usus besar (kolon). Dalam operasi semalam, dengan seizin keluarga, bagian usus besar sepanjang 20 cm telah dipotong. Oleh karena itu, tindakan lanjutan berupa kemoterapi mutlak diperlukan.

Kedua dokter lalu pamit meninggalkan kamar. Ahmad termenung sejenak, mencoba mencerna kenyataan. Namun tak lama kemudian, semangatnya kembali tumbuh. Ia bersyukur bahwa langkah pertama—operasi usus buntu dan pengangkatan sebagian usus besar—sudah berjalan lancar.

Ahmad teringat bahwa sebelum operasi, ia sempat bersedekah untuk anak yatim dan kaum duafa di Bogor dan Bandung melalui sebuah yayasan. Ia merasa mungkin itulah salah satu sebab operasinya dimudahkan dan diberi kelancaran. (dst)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan