The Fed Pangkas Suku Bunga, Harga Bitcoin Justru Lesu
Belanja konsumen dan investasi bisnis masih solid
Pasar tenaga kerja tetap kuat
Inflasi masih “agak tinggi” di atas target 2%
Sektor perumahan masih melemah
Di sisi lain, proses pengambilan kebijakan dinilai terhambat akibat kurangnya data ekonomi penting selama government shutdown AS.
BACA JUGA:Yamaha Grand Filano Hybrid, Skutik Kalcer Favorit Anak Muda
BACA JUGA:Lenovo Yoga 7i 2-in-1: Copilot+ PC Premium Berlapis Vegan Leather Hadir di Indonesia
Respons Pasar Kripto: Mengapa Bitcoin Tidak Naik?
Secara teori, pemangkasan suku bunga memberi sentimen positif bagi aset berisiko seperti kripto. Suku bunga lebih rendah biasanya:
Menekan imbal hasil instrumen berisiko rendah
Mendorong investor mencari alternatif investasi lain
Menguatkan daya beli di sektor finansial digital
Namun pasar justru bereaksi mixed terhadap keputusan ini. Menurut data CME Group, hanya 24,4% trader yang memperkirakan akan ada pemangkasan suku bunga lagi pada pertemuan Januari 2026. Ketidakpastian ini membuat investor menahan diri dan memicu aksi ambil untung.
Selain itu, pasar juga diwarnai dinamika politik. Presiden AS Donald Trump dikabarkan tengah mempertimbangkan pengganti Jerome Powell. Salah satu kandidat terkuat adalah Kevin Hassett, mantan penasihat regulasi Coinbase. Pergantian pucuk pimpinan bank sentral tentu berpotensi menciptakan volatilitas tambahan.
Situasi di Indonesia: Pajak Kripto Terus Meningkat
Sementara dinamika global berlangsung, data Direktorat Jenderal Pajak (DJP) menunjukkan peningkatan pendapatan dari sektor kripto. Hingga 31 Oktober 2025:
Total penerimaan pajak ekonomi digital: Rp 43,75 triliun
