PALEMBANG, HARIAN OKU SELATAN - Pada malam hari pencoblosan Pemilu 2024, Rabu, 14 Februari 2024, sebuah peristiwa berdarah terjadi di TPS 27, RT 23 RW 08, Kelurahan 30 Ilir, Kecamatan IB II Palembang.
Seorang oknum Linmas berinisial RV (34) menyerang Ketua KPPS TPS 27, Osa (30), dengan cara membacok.
Insiden tersebut diduga bermotifkan ketidakpuasan pelaku terhadap permintaan agar istrinya yang sedang hamil didahulukan dalam pencoblosan.
Kronologis kejadian bermula ketika istri terduga pelaku, SO, hendak melakukan pencoblosan sekitar pukul 12.30 WIB. SO meminta agar KPPS, yang merupakan korban Osa, dapat mendahulukan istrinya untuk melakukan pencoblosan karena sedang hamil.
Permintaan tersebut diduga ditolak oleh korban, yang meminta agar SO bersabar dan mengikuti antrian sesuai undangan.
BACA JUGA:Hendak Berobat, Warga OKU Cukup Pakai KTP
BACA JUGA:Usai Terjatuh dari Motor, Pencuri HP Ditangkap Petugas
Mendapat penolakan tersebut, SO yang merupakan petugas Linmas di TPS tersebut tidak dapat berbuat banyak pada saat itu.
Namun, pada malam harinya, SO kembali mendatangi TPS dengan membawa senjata tajam jenis golok.
Tanpa banyak bicara, pelaku langsung membacok korban yang sedang melakukan rekapitulasi perhitungan suara di TPS.
Korban mengalami luka robek di kepala bagian atas sebelah kiri dan langsung dilarikan ke RS AK Gani Palembang untuk mendapatkan pertolongan medis.
Pelaku, RV, melarikan diri setelah melakukan aksi kekerasan tersebut. Saat ini, tim gabungan Satreskrim Polrestabes Palembang dan Unit Reskrim Polsek IB II sedang melakukan pengejaran terhadap pelaku.
BACA JUGA:446 WBP Lapas Martapura Gunakan Hak Pilih
BACA JUGA:Tumpas Hama Babi, Petani Kerjasama Dengan Porbi
Kapolsek IB II, Kompol Azizir Alim, membenarkan kejadian tersebut dan mengungkapkan bahwa motif pelaku diduga karena ketidakpuasan terhadap penolakan permintaannya pada saat pencoblosan istrinya yang hamil.
Korban, Osa, telah menjalani perawatan medis dan kondisinya dalam pemulihan.
Kejadian ini menunjukkan betapa tegangnya situasi di sekitar pelaksanaan Pemilu, dan kasus kekerasan semacam ini menyoroti pentingnya menjaga ketertiban dan keamanan dalam proses demokrasi. (seg)