Jakarta: Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang diperkenalkan oleh pemerintahan Presiden Prabowo Subianto kini menjadi sorotan utama. Gagasan ini ternyata telah dirintis sejak 2006 dan akhirnya dapat terwujud setelah 18 tahun.
Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR), Iwan Setiawan, merespons gagasan MBG ini yang sudah ada jauh sebelum Prabowo memenangkan Pilpres 2024. Hal ini dinyatakan oleh adik Prabowo, Hashim Djojohadikusumo, yang mengonfirmasi bahwa ide ini pertama kali muncul pada tahun 2006.
Menurut Iwan, langkah Prabowo menunjukkan konsistensinya dalam memperjuangkan hak dasar anak. Ia menilai Prabowo tidak hanya peduli terhadap hak dasar anak, tetapi juga menyadari bahwa kualitas sumber daya manusia (SDM) yang unggul sangat bergantung pada pemenuhan gizi yang memadai.“Untuk mewujudkan SDM yang unggul, salah satu aspek yang harus dibangun adalah aspek makanan dan gizi,” kata Iwan kepada wartawan, Minggu, 2 Februari 2025.I
a juga menekankan bahwa gizi yang baik berpengaruh besar terhadap produktivitas dan kualitas SDM. Jika SDM berkualitas, maka kemajuan bangsa akan tercapai.
Iwan menambahkan bahwa pemerintahan Prabowo memiliki agenda prioritas untuk mencapai Indonesia Emas 2045, yang salah satunya adalah pembangunan SDM yang unggul, berkualitas, dan berdaya saing. Salah satu syarat untuk mencapai visi tersebut adalah pemenuhan gizi yang memadai bagi anak-anak, khususnya sejak usia dini.
Menurut Iwan, negara-negara maju seperti Amerika Serikat telah lama menjalankan program serupa untuk menjaga kualitas SDM mereka. "Makanya, program ini menjadi prioritas bagi Pak Prabowo. Kebijakan ini selaras dengan program yang diterapkan di negara maju," paparnya
.sebagai perbandingan, Iwan mencatat bahwa pada masa sejumlah pemerintahan sebelumnya, belum ada program yang secara filosofis mendalam peduli pada hak dasar anak. Meskipun ada beberapa program seperti pencegahan stunting, tidak ada yang benar-benar menjadi prioritas kepala negara.
Iwan juga mengapresiasi langkah Prabowo yang berani melakukan efisiensi terhadap program-program seremonial dan perjalanan luar negeri pejabat untuk memprioritaskan program MBG. "Buktinya, Pak Prabowo berani melakukan efisiensi terhadap kegiatan yang bersifat seremoni demi fokus pada program prioritas, seperti makan bergizi gratis ini," ujar Iwan.