Harianokuselatan.bacakoran.co, JAKARTA – Program Makan Bergizi (MBG) yang baru saja diluncurkan pada Senin (6/1/2025), menyasar 190 titik di 26 provinsi, menuai kritik dari berbagai pihak.
Program yang bertujuan meningkatkan asupan gizi anak sekolah ini dianggap belum memenuhi standar 4 sehat 5 sempurna.
Sejumlah siswa mengeluhkan kualitas makanan yang disediakan, terutama pada menu protein hewani. Seorang siswa SD menyebut rasa ayam dalam menu kurang enak sehingga ia enggan menyantapnya.
“Soalnya rasanya aneh,” ujarnya. Meski nasi dan sayur dalam piring habis, ayamnya tersisa.
Warganet juga memberikan komentar pedas terkait keluhan tersebut. “Orang tua siswa mungkin bisa memasak makanan yang lebih bergizi dan lezat tanpa program ini, asalkan pemerintah bisa meningkatkan kesejahteraan rakyat,” tulis salah satu pengguna media sosial.
BACA JUGA:300 Guru SD SMP Se-Kota Palembang Ikuti Pelatihan Menulis Bersama SUMEKS.CO
BACA JUGA:Tragedi Kebakaran di OKI: 3 Rumah Hangus Total, Kerugian Rp 300 Juta
BACA JUGA:KPU Jakarta Tetapkan Gubernur Terpilih 9 Januari 2025
Menu Tidak Seimbang, Anak Berkebutuhan Khusus Kurang Diperhatikan
Selain kualitas makanan, program ini juga dinilai kurang memperhatikan kebutuhan gizi anak secara menyeluruh, khususnya anak berkebutuhan khusus (ABK).
Pakar gizi menyatakan bahwa pemetaan kebutuhan gizi anak menjadi kunci utama agar program MBG dapat diterima oleh semua kalangan, termasuk anak dengan kondisi kesehatan tertentu.
“Makanan khusus seperti bebas gluten, bebas susu, atau rendah gula harus tersedia agar semua anak dapat menikmati manfaat program ini,” ujar seorang ahli gizi.
Ia menambahkan, dapur penyedia makanan perlu diberi pelatihan untuk mencegah kontaminasi silang antara makanan reguler dan makanan khusus.
BACA JUGA:Kado Pemerintah: 40.000 Rumah Baru untuk Masyarakat Miskin
BACA JUGA:KPU Jakarta Tetapkan Gubernur Terpilih 9 Januari 2025