Antara Duri dan Harum: Filosofi Hidup dari Mawar

Sabtu 02 Aug 2025 - 20:38 WIB
Reporter : HOS
Editor : HOS

     “Warnanya indah dan mampu menghias taman dan pekarangan.”

     Maknanya :

     “Jadilah baik, sukses, cerdas dan lain sebagainya. Namun jangan lupa, jadikanlah  semua itu bermanfaat untuk sekitarmu. Semua keberhasilan, kelebihan dan keistimewaan yang kita miliki harusnya bisa membuat diri kita bisa bermanfaat untuk  orang lain. Sehingga hal itulah yang bisa membuat keistimewaan diri kita menjadi  berharga.”

4.  Filosofi keempat

     “Tumbuh menawan, dengan ciri khas warnanya.”

      Maknanya :

     “Beranjaklah menjadi sosok yang istimewa, dengan ciri khas dirimu sendiri. Menjadi     diri sendiri itu memang penting. Tidak terlarut dalam kehidupan orang lain, tidak  berusaha selalu menjadi follower yang terombang-ambing. Menjadi diri sendiri yang  sebaik mungkin, setiap orang memang istimewa. Istimewa dengan keunikannya  masing-masing.”

5.  Filosofi Kelima

     “Mawar, sang bunga penanda rasa cinta dan kasih sayang.”

     Maknanya :

      “Dalam hidup ini, engkau mau dikenal sebagai sosok seperti apa. Pembuat senang,  pembawa resah, pemicu sedih atau apa yang lainnya. Hal itu terserah diri kita mau  jadi seperti apa. Jika kita ingin menjadi sosok yang dikenal baik, maka memang kita  harus jadi orang baik. Begitupun sebaliknya, jika kita tidak ingin dikenal sebagai orang  yang buruk. Maka berusahalah menjadi orang yang tidak suka berbuat buruk.”

6. Filosofi keenam

     “Mawar, ditanam dimanapun seolah tetap begitu indah.”

     Maknanya :

     “Jadilah orang yang dimanapun berada tetap membuat orang lain merasa bahagia karena kebaikan-kebaikanmu. Menjadi orang yang tidak goyah dan berubah-ubah  dimanapun berada. Selalu memegang komitmen dan kepercayaan untuk tetap  menjadi orang yang baik dimanapun berada.”

7. Filosofi Ketujuh

     “Mawar, seindah apapun itu. Nantinya tetap akan layu dan akhirnya mati.”

     Maknanya :

     “Ingatlah bahwa seindah dan serupawan apapun dirimu. Hal itu bukanlah sesuatu yang kekal, kau akan mengeriput, tua dan mati. Dunia ini memang sementara, tidak  ada yang abadi. Seindah dan seistimewa apapun keadaan fisik pada diri kita. Niscaya  kita akan menua juga, tidak lagi serupawan dahulu. Hingga suatu saat akan terkubur  juga dan tiada yang melihat bentuk fisik kita yang rupawan itu.”

Bunga mawar bukan sekadar tanaman hias, melainkan simbol universal yang membawa keindahan, harapan, dan pesan emosional yang mendalam. Dari taman hingga puisi, dari parfum hingga secangkir teh, mawar selalu menjadi bagian dari kehidupan manusia. Menanam dan merawat bunga mawar bukan hanya tentang estetika, tapi juga tentang merawat kepekaan dan rasa cinta terhadap alam.

Tags :
Kategori :

Terkait