Kamboja Tangkap 1.000 Tersangka dalam Operasi Kejahatan Siber

Kamis 17 Jul 2025 - 20:04 WIB
Reporter : HOS
Editor : HOS

Phnom Penh: Pemerintah Kamboja menangkap lebih dari 1.000 tersangka dalam sebuah operasi besar-besaran untuk memberantas kejahatan siber. Kegiatan tersebut dilaksanakan atas perintah langsung Perdana Menteri Kamboja, Hun Manet. 

Tujuannya untuk menjaga dan melindungi keamanan, ketertiban umum, serta keselamatan sosial. Dalam pernyataannya, Hun Manet menegaskan penipuan daring kini menjadi ancaman serius baik secara global maupun regional.

"Penipuan daring telah menimbulkan ketidakamanan di dunia dan kawasan," ujarnya dikutip AP News, Kamis (15/7/2025). Menurut Hun, kelompok kriminal asing telah menyusup untuk terlibat pada penipuan daring di Kamboja.

PBB dan berbagai lembaga internasional memperkirakan penipuan siber menghasilkan miliaran dolar setiap tahunnya. Sebagian besar aksi kriminal ini berasal dari Asia Tenggara dan menguntungkan jaringan kejahatan internasional.

Operasi yang digelar pada Senin (14/7/2025) hingga Rabu (16/7/2025) berlangsung setidaknya di lima provinsi. Tersangka yang ditangkap berasal dari berbagai negara seperti Vietnam, Tiongkok, Taiwan, dan Kamboja.

Penangkapan dilakukan di Phnom Penh, ibu kota Kamboja, dan Sihanoukville yang terletak di bagian selatan negara itu. Polisi juga menyita sejumlah barang bukti seperti ratusan ponsel dan komputer yang digunakan dalam aktivitas kejahatan siber.

Kemudian sebanyak 270 warga Indonesia, termasuk 45 perempuan, ditangkap pada Rabu (16/7/2025) di Poipet. Kota perbatasan ini dikenal sebagai pusat operasi penipuan daring dan perjudian.

Di provinsi Kratie, 312 orang ditangkap, termasuk warga negara Thailand, Bangladesh, Indonesia, Myanmar, dan Vietnam. Sementara itu, 27 orang dari Vietnam, Tiongkok, dan Myanmar juga ditangkap di provinsi Pursat.

Tags :
Kategori :

Terkait