HARIANOKUSELATAN.ID – Bagi masyarakat Jawa, Malam Satu Suro bukan sekadar malam pergantian tahun dalam penanggalan Jawa. Ia adalah malam yang sunyi, mencekam, penuh ritual dan kekuatan mistis yang tidak kasat mata.
Namun siapa sangka, nama yang sarat makna supranatural itu justru dihidupkan kembali dalam bentuk yang berbeda yakni melalui lantunan black metal dari sebuah band legendaris asal Palembang Bernama Malam Satu Suro.
Band yang lahir dari rahim skena musik bawah tanah alias Underground ini bukan hanya mengusung genre ekstrem, tapi juga mewarisi roh gelap dari nama yang mereka pilih.
Sejak eksis di awal 1990 an, Malam Satu Suro dikenal sebagai pionir black metal yang konsisten membawa warna musikal penuh amarah, kelam, dan atmosferik senada dengan aura mistik malam keramat tersebut.
BACA JUGA:Ritual dan Larangan Malam 1 Suro: Warisan Budaya yang Hidup di OKU Selatan
BACA JUGA:Iran Tembakkan 440 Rudal, Sistem Pertahanan Israel Nyaris Ambruk
Nama yang Bukan Sekadar Nama
Memilih nama Malam Satu Suro jelas bukan hanya kebetulan. Dalam wawancara di sebuah festival, sang vokalis Sugeng menyebut bahwa band mereka mengusung "kegelapan yang nyata, bukan sekadar gaya."
Dan benar saja, seperti malam 1 Suro yang dianggap sebagai waktu di mana tirai antara dunia gaib dan nyata menipis, musik mereka pun terasa seperti pemanggilan energi-energi bawah sadar yang selama ini tersembunyi.
Nama ini menjembatani dua dunia yakni dunia nyata tempat mereka memainkan musik dengan keras dan brutal, serta dunia tak kasat mata yang kerap menjadi inspirasi lirik dan atmosfer musikal mereka.
BACA JUGA:Bertemu Prabowo, Putin Minta Indonesia Jadi Kekuatan Besar di BRICS
BACA JUGA:Sumsel United Siap Datangkan Pemain Asing, Target Langsung Liga 1
Suara dari Belantara Sumatera
Berbasis di Palembang, Malam Satu Suro menjadi tonggak penting bagi skena metal Sumatera. Tak banyak band yang mampu bertahan lebih dari dua dekade dan tetap mempertahankan idealisme musikal mereka.
Dalam festival-festival seperti Sriwijaya Berisik, band ini bukan hanya tampil, tapi juga membakar semangat komunitas menjadi "penjaga gerbang" dari dunia musik ekstrem lokal.