"Dia dibeli langsung oleh travel dan sebagainya, sama sekali tidak ada tanggung jawab pemerintah. Dia komersil atau hubungan langsung antara Kedubes Arab Saudi dan travel. Jadi, itu B2G, tidak menjadi tanggung jawab kita," ujarnya dalam kesempatan berbeda.
Beredarnya pesan tersebut menunjukkan bahwa haji furoda masih rentan jadi modus penipuan travel untuk jemaah haji. Ia pun mewanti-wanti agar calon jemaah haji tidak tertipu dengan hal itu.
"Kami dengan sudah ada yang nyetor ke pihak-pihak tertentu, bahkan nyetor ke pihak oknum-oknum di pemerintahan supaya bisa dapat haji furoda, padahal aturannya sudah jelas. Kalau ada yang seperti itu, segera laporkan saja," katanya lagi.
Dinilai Bentuk Keseriusan Pemerintah Arab Saudi
Cuaca panas ekstrem di Padang Arafah mencapai 45 derajat Celcius. Selain semprotan kabut air yang tersedia di sejumlah tempat, hal ini membuat banyak jemaah haji menggunakan payung untuk melindungi diri dari teriknya sengatan sinar matahari saat wukuf.
Cuaca panas ekstrem di Padang Arafah mencapai 45 derajat Celcius. Selain semprotan kabut air yang tersedia di sejumlah tempat, hal ini membuat banyak jemaah haji menggunakan payung untuk melindungi diri dari teriknya sengatan sinar matahari saat wukuf.
Sementara itu, Kepala Badan Penyelenggara Haji Mochammad Irfan Yusuf menyebut keputusan Arab Saudi untuk tidak membuka visa haji furoda adalah bentuk keseriusan pemerintah Arab Saudi dalam menata dan melayani jutaan jemaah haji pada tahun ini agar lebih aman, nyaman, dan tertib.
"Karena itu, pemerintah Saudi mengeluarkan kebijakan yang mungkin bagi sebagian orang tidak mengenakkan, tapi bagi kami hal yang bagus. Itu bisa menjadikan proses haji lebih aman, lebih nyaman, dan lebih tertib," katanya.
Sebelumnya, Dirjen PHU memastikan bahwa pemerintah Arab Saudi telah menutup proses pemvisaan jemaah haji pada Senin, 26 Mei 2025, pukul 13.50 WAS. Kebijakan itu berlaku bagi seluruh jenis visa haji, baik reguler, haji khusus, mujamalah, dan lainnya.