HARIANOKUSELATAN.ID — Setelah mencuatnya laporan di media sosial dan forum komunitas mengenai dugaan kebocoran data pengguna Steam, Valve akhirnya memberikan klarifikasi resmi. Perusahaan menegaskan bahwa tidak ada peretasan atau pelanggaran keamanan sistem yang membahayakan akun pengguna.
Apa yang Sebenarnya Terjadi?
Ramainya laporan bermula dari beredarnya data yang diklaim sebagai bukti kebocoran. Data tersebut berisi pesan teks lawas yang mencantumkan kode verifikasi sekali pakai (OTP), yang umumnya digunakan untuk otentikasi saat pengguna melakukan perubahan email atau kata sandi.
BACA JUGA:Nintendo Tegaskan Game Fisik First-Party di Switch 2 Tidak Pakai Game-Key Card
BACA JUGA:Diduga Memeras Istri Tersangka Kasus Narkoba, Oknum Polisi Dilaporkan ke Propam
Namun, menurut hasil investigasi Valve, pesan-pesan tersebut tidak menandakan adanya pelanggaran keamanan. Mereka menekankan bahwa kode tersebut hanya berlaku selama 15 menit dan tidak mengandung data sensitif seperti:
Nomor telepon yang terkait dengan akun Steam
Informasi kata sandi
Informasi pembayaran
Data pribadi lainnya
Klarifikasi Resmi dari Valve
Valve menyatakan bahwa data yang bocor tidak memberikan akses langsung ke akun pengguna. Bahkan jika kode OTP ditemukan, pengguna tetap akan menerima notifikasi dari Steam melalui email untuk konfirmasi, dan tidak akan terjadi perubahan tanpa persetujuan pengguna.
BACA JUGA:Satres Narkoba Ogan Ilir Ungkap Peredaran Sabu 3,58 Gram di Dalam Lapas
BACA JUGA:Uang Rp95 Juta Tak Bisa Ditarik, Pengusaha Gugat BNI Cabang Palembang
Valve juga memastikan tidak ada sistem internal Steam yang berhasil disusupi. Kebocoran yang dimaksud lebih menyerupai penyebaran data lawas dari sumber yang tidak sah dan tidak berpengaruh pada keamanan akun.