Keterbukaan Pasar Indonesia Rendah, Penyebab Defisit Dagang Besar

Rabu 14 May 2025 - 19:07 WIB
Reporter : HOS
Editor : HOS

Jakarta: Keterbukaan pasar Indonesia tergolong rendah bila dibandingkan dengan negara-negara lain di kawasan Asia Tenggara. Wakil Menteri Keuangan Anggito Abimanyu mengatakan, ini menyumbang defisit dagang pada Amerika Serikat cukup besar. 

"Size surplus kita dengan Amerika 18 miliar USD, very adjustable ya. Memungkinkan dilakukan penyesuaian dalam waktu yang sangat singkat, tapi spill over-nya lebih besar," ujar Wamenkeu Anggito dalam acara Kagama Leaders Forum di Auditorium Abdurrahman Saleh, RRI Jakarta, Rabu (14/5/2025). 

Menurut Anggito, Indonesia juga bermitra dagang dengan banyak negara lain selain Amerika Serikat. Sehingga, Indonesia juga harus mengambil peluang dengan bermitra bersama negara-negara lain yang terkena Tarif Resiprokal. 

Di tengah perang tarif, Anggito juga sempat menyampaikan, bahwa sejatinya kondisi perekonomian Indonesia baik-baik saja. Ia mencontohkannya dengan habisnya tiket konser seharga jutaan rupiah.

"Saya tanya ke produsernya Kahitna sama Boyz II Men, tahu ngga sih anak muda, tiketnya sudah habis terjual. Bahkan dua hari karena overbooking, padahalnya tiketnya Rp1,5-5 juta, jadi economy kita is okay," kata Anggito. 

Begitu pula dengan sektor pariwisata nasional yang sudah mulai pulih. Ia melihat sendiri geliat hotel di Yogyakarta yang banyak terisi. 

Bahkan, catatan pemasukan negara pun menurut Anggito juga terbilang positif. Hal itu terlihat dari peningkatan yang cukup signifikan. 

 
Tags :
Kategori :

Terkait

Terpopuler

Terkini