Asa Tersisa Si Becak Kayuh Diantara Digitalisasi Transportasi

--

Harian OKU Selatan. Id -- Asa dan mimpi para penarik becak kayuh masih tersisa, belum hilang serta terkubur diantara kian masifnya digitalisasi transportasi.

 

 Hal ini terlihat di sentra Alun- Alun kota Muaradua , masih terlihat transportasi lawas becak yang hampir terlupakan terparkir dan berjajar rapi di area taman masjid Al-Falah Muaradua 

 

Meskipun jumlahnya sudah tidak sebanyak dulu, seiring dengan kisah kehidupan si roda tiga berusia lanjut yang juga tak seindah dulu, para penarik becak yang notabene adalah para laki-laki lanjut usia masih bertahan dalam hingar bingar kota. 

Terlihat bahwa mereka masih berusaha menolak punah dari cepatnya dinamika perubahan dalam dunia transportasi digital.

 

Tidak dipungkiri memang digitalisasi transportasi telah mengubah wajah jasa layanan angkutan penumpang dimanapun berada, tanpa terkecuali di Kota muaradua sekalipun. Kehadiran transportasi online seperti Gojek dan Grab dirasa jauh lebih mampu menjawab kebutuhan masyarakat yang seringkali harus berpacu dengan waktu.

 

Kecepatan dan ketepatan adalah indikator utama capaian di berbagai lini kehidupan saat ini. Becak yang dulu selalu menjadi alternatif pilihan untuk membawa penumpang dengan jarak tempuh dekat, kini sudah mulai ditinggalkan. Terlebih lagi di sebagian kota-kota besar, titik-titik operasional becak kayuh kian dibatasi dan diperparah dengan aturan yang melarang becak-becak kayuh ini beroperasi.

 

Becak memang sempat mengalami inovasi baru dengan hadirnya becak motor yang memiliki keunggulan dari sisi kecepatan sekitar tahun 2005. Banyak penarik becak kayuh beramai-ramai memodifikasi sumber mata pencaharian mereka untuk menjawab tantangan perubahan kala itu dengan tujuan supaya tidak kalah bersaing. Namun nasib keduanya berakhir sama seiring munculnya transportasi online yang dianggap jauh lebih mampu memberikan pelayanan publik secara efektif dan efisien.

 

Harian OKU Selatan berkesempatan singgah di tempat mangkal becak kayuh di area Akun-alun kota muaradua dan berbincang dengan beberapa penarik becak kayuh yang menunggu penumpang datang untuk memakai jasa layanan mereka, salah satunya Sunyoto (59), warga kampung masjid 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan