Masuk Musim Tanam, Petani di OKU Timur Was-was Pupuk Langka

--

OKU TIMUR - Petani di Kabupaten OKU Timur, Sumatera Selatan, telah memulai persiapan untuk musim tanam pertama. Dalam konteks ini, mereka mengekspresikan kekhawatiran mereka terkait kelangkaan pupuk, sebuah masalah yang sering terjadi setiap tahun.

 

Pada musim tanam pertama ini, para petani menargetkan untuk mulai menanam padi di sawah pada akhir Desember 2023. Namun, kelangkaan pupuk menjadi kekhawatiran utama bagi para petani, seperti yang diungkapkan oleh Aminudin (56), seorang petani di Bukit Napuh, Kelurahan Bukit Sari, Kecamatan Martapura.

 

Aminudin mengakui bahwa kelangkaan pupuk merupakan masalah yang konsisten setiap musim tanam. Dia, yang merupakan bagian dari kelompok tani, menyatakan bahwa kelompok tani biasanya mengajukan permintaan jumlah pupuk yang dibutuhkan. Sebagai contoh, jika memiliki lahan sawah seluas 1 hektar, kebutuhannya adalah 8 karung atau 4 kuintal pupuk, yang terdiri dari Urea dan Phonska.

 

Pupuk subsidi biasanya tersedia pada bulan Januari untuk musim tanam pertama dan sekitar bulan Juni untuk musim tanam kedua. Namun, Aminudin menyatakan bahwa jumlah pupuk yang diterima tidak sesuai dengan permintaan mereka, sehingga pupuk masih kurang.

 

Ketika pupuk kurang, petani seperti Aminudin kesulitan mencari pupuk tambahan. Beralih ke pupuk non-subsidi akan meningkatkan biaya, sementara pupuk subsidi memiliki harga lebih terjangkau.

 

Aminudin menekankan bahwa selain pupuk, perawatan sawah juga membutuhkan pembelian bahan lain seperti racun hama, herbisida, dan pestisida. Semua ini memerlukan biaya tambahan yang signifikan.

 

Petani menghadapi risiko rendahnya hasil panen jika kebutuhan ini tidak terpenuhi dengan baik. Oleh karena itu, mereka berharap pemerintah dapat menjamin ketersediaan pupuk subsidi bagi petani kecil, membantu mengatasi masalah kelangkaan pupuk yang sering kali memengaruhi produktivitas pertanian. (seg)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan