3 Daerah Sudah Status Siaga Karhutla
Musim Kemarau di Sumsel. -Foto: Sumeks.-
SUMSEL, HARIAN OKU SELATAN - Musim kemarau diprediksi akan melanda wilayah Sumatera Selatan (Sumsel) mulai Juli mendatang. Saat ini, sudah ada tiga daerah yang menetapkan status siaga dini kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Tiga daerah itu yakni Kabupaten OKI, Muba, dan Banyuasin.
Hal tersebut diungkapkan Kepala Bidang Penanganan Darurat BPBD Sumsel, Sudirman. "Benar, sudah 3 daerah yang menetapkan status siaga karhutla. OKI, Muba, dan Banyuasin. Sejak Mei kemarin,” katanya, kemarin.
Ketiga daerah itu memang daerah penyumbang karhutla, karena masing-masing memiliki lahan gambut yang cukup luas. "Pemprov juga akan segera menetapkan status siaga karhutla. Minggu-minggu ini mungkin sudah keluar SK-nya,” tambah dia.
Setelah itu, akan dilakukan rapat koordinasi (rakor) bersama seluruh daerah. Kemudian apel siaga karhutla. “Prediksi BMKG, puncak musim kemarau pada tahun ini akan terjadi pada Juli-Agustus. Meski hanya 2 bulan, tapi tetap kita harus siap siaga,” bebernya.
Dikatakan Sudirman, dari informasi BMKG, kondisi cuaca Sumsel tahun ini berbeda dengan 2023. Waktu hujan lebih panjang, bahkan sejumlah daerah masih alami banjir. “OKU, OKU Selatan, Muara Enim kemarin kebanjiran. Sementara di Muba, OKI, Banyuasin dan lainnya sudah pancaroba. Makanya 3 daerah yang tidak terdampak banjir itu sudah menaikkan statusnya jadi siaga karhutla,” tutur dia.
BACA JUGA:KPU OKU Selatan Lantik PAW Anggota PPS di Enam Kecamatan
Pada tahun lalu, ada 12 daerah yang rawan karhutla. Tahun ini, pihaknya belum bisa memprediksi. Namun dipastikan tetap termasuk OKI, OI, Muba, dan Banyuasin. “Kita juga akan antisipasi kebakaran di tempat pembuangan akhir (TPA) sampah agar tak terjadi seperti tahun lalu,” jelasnya.
Upaya mitigasi dilakukan BPBD Sumsel dengan akan meninjau sejumlah perusahaan perkebunan yang rawan karhutla. Peralatan dan perlengkapan pemadam kebakaran di wilayah konsesi milik perusahaan juga akan dicek supaya bisa optimal di lapangan. "Kita akan memastikan daerah dan perusahaan tersebut siap dengan peralatan," pungkas dia.
Terpisah, Pemkab Muba bergerak cepat mengantisipasi potensi karhutla tahun ini. Berdasarkan keputusan Bupati Muba Nomor : 330/KPTS-BPBD/2024, tetap ditetapkan status siaga.
Kepala BPBD Kabupaten Muba, Pathi Riduan SE ATD MM, mengungkapkan ada 71 desa masuk rawan karhutla, tersebar pada 11 kecamatan. "Sudah kami petakan," kata dia.
Rincian sebarannyadi Kecamatan Babat Supat 6 desa, Babat Toman 7 desa, Batanghari Leko 8 desa, Bayung Lencir 11 desa, Keluang 4 desa, dan Lais 7 desa. Lalu, Kecamatan Lalan 5 desa, Sanga Desa 8 desa, Sungai Keruh 7 desa, Sungai Lilin 3 desa serta Jirak Jaya 5 desa.
BPBD telah melakukan berbagai upaya pencegahan karhutla. Salah satunya dengan patroli rutin untuk inventarisir dan deteksi dini sumber bahaya karhutla di desa-desa tersebut.
"Kita juga melakukan sosialisasi bahaya karhutla bersama stakeholder dan perangkat desa untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pencegahan karhutla," beber Pathi.
Salah satu langkah konkret yang dilakukan adalah pengaktifan sembilan pos pemantau pengendalian karhutla.Pos induk yang menjadi pusat koordinasi dan operasi pengendalian kebakaran hutan dan lahan berada di Kecamatan Bayung Lencir.
Pos ini memiliki kapasitas 250 orang dan dilengkapi dengan berbagai fasilitas seperti ruang rapat, asrama personil, gudang peralatan pemadaman, dan mobil pemadam kebakaran. "Posko induk ini berfungsi sebagai tempat koordinasi terpadu untuk operasi pengendalian kebakaran hutan dan lahan," kata Pathi.
Selain pos induk, terdapat juga pos pemantau lainnya yang berada di beberapa titik strategis. Meliputi Dusun V Muara Baru Desa Muara Medak, Dusun VII Mekar Jaya Desa Muara Medak, Desa Talang Nyamuk, Desa Mendis, Desa Pulai Gading, Desa Kepayang, Dusun I Desa Muara Merang, dan Dusun III Pancoran Desa Muara Merang.
Pos-pos ini memiliki kapasitas 10 orang dan dilengkapi dengan perlengkapan pemadam kebakaran seperti motor, tempat tidur, mobil damkar, dan alat pemadaman lainnya.
"Pos berfungsi sebagai garda terdepan dalam operasi pemadaman kebakaran hutan dan lahan," tambahnya. Pathi Riduan menekankan pentingnya kesiapsiagaan dan kerja sama seluruh elemen masyarakat dalam mencegah dan menanggulangi karhutla. "Kami berharap dengan adanya pos-pos pemantau ini, respon terhadap kebakaran hutan dan lahan bisa lebih cepat dan efektif," terangnya.
BACA JUGA:Dinas Damkar Bakal Buka Sejumlah Posko di Kecamatan
Kepala Dinas Perkebunan Kabupaten Muba, Ahmad Toyibir SSTP MM, mengatakan, pihaknya terus melakukan monitoring dan evaluasi (monev) sarana dan prasaran karhutla perusahaan perkebunan di Kabupaten Muba.
" Kita sidak sapras karhutla, agar siaga menghadapi kebakaran," ujar Ahmad Toyibir. Dinas Perkebunan Kabupaten Muba, juga telah menggalakan program alat dan mesin pertanian (Alsintan). Yakni penyediakan 8 alat berat untuk membuka lahan pertanian dan perkebunan bagi warga. Ini bertujuan agar warga tak melakukan pembakaran dalam membuka lahan.
Kepala Pelaksana BPBD Ogan Ilir, Edy Rahmat menyebut pihaknya masih belum menetapkan status terkait karhutla tahun ini. "Belum, karena syaratnya masih belum terpenuhi. Minimal itu kalau sudah 5 kali kejadian karhutlah, baru kita menetapkan status siaga darurat," ujarnya.
Selain itu, di wilayah Ogan Ilir masih cukup intens turun hujan. Sehingga beberapa wilayah yang potensi terbakar di tahun sebelumnya masih cukup basah. "Catatan kami, di tahun ini masih belum ada laporan karhutla," sebutnya.
Tim Satgas Karhutla 2023 sendiri baru dibubarkan November 2023 lalu. Tahun lalu, luasan lahan yang terbakar sampai 11 November 2023 ada sebanyak 1.375,8 hektar dari 317 kali kejadian. Didominasi lahan di Kecamatan Indralaya Utara, Indralaya, Pemulutan, dan Pemulutan Barat.
Kapolres OKI AKBP Hendrawan Susanto mengatakan, untuk di OKI sudah menetapkan status siaga darurat karhutla. Ada keputusan Bupati OKI yang sudah dikeluarkan 29 Mei 2024 lalu. Seperti di Polsek Pedamaran Timur juga sudah memasang spanduk imbauan larangan membakar hutan dan mengecek kondisi embung di wilayah masing-masing.
"Kami di Banyuasin sudah menetapkan status siaga darurat karhutlabun,' bebernya. Dengan ditetapkan status siaga darurat Karhutlabun tersebut, Pemerintah Kabupaten Banyuasin sendiri telah menetapkan beberapa Langkan langkah mengantisipasi karhutlabun yaitu dengan melakukan pelatihan pencegahan dan mitigasi bencana karhutlabun di desa rawan bencana.
Kemudian penguatan kapasitas kawasan untuk pencegahan dan kesiapsiagaan bencana karhutlabun di desa-desa rawan bencana sekaligus memberi bantuan alat pemadam kebakaran.
Selanjutnya semua kegiatan dilakukan dalam rangka menciptakan Destana (Desa Tangguh Bencana)."Destana merupakan desa yang memiliki kemampuan mandiri untuk beradaptasi dan menghadapi bencana,"jelasnya.
Tujuan pembentukan Destana yaitu membentuk masyarakat tangguh bencana, yang memiliki kemampuan mandiri untuk beradaptasi di daerah rawan bencana, menghadapi ancaman bencana, serta memulihkan diri dengan segera dari dampak bencana yang merugikan."Saat ini terdapat lebih kurang 48 Destana di Banyuasin,"ungkapnya. Diketahui, karhutla 2015 di Kabupaten Banyuasin menjadi sejarah kelam karena terbakar luas yang terbakar sekitar 141.124 hektare. (*)